Senin, 19 Oktober 2009
Andi Hatta disambut Secara Adat Pamona
Posted on 10/19/2009 11:42:00 PM by Admin
KabarInvestigasi-LUTIM.Andi Hatta Marakarma, Bupati Luwu Timur, disambut secara adat Pamona di Desa Maleku, Kecamatan Mangkutana, ketika menghadiri acara pembukaan Hari Ulang Tahun (HUT) Wanita GKST ke - 54 yang Klasis Mangkutana – Tomoni, Senin (19/10) kemarin, di gereja GKST Jemaat Elim Maleku.
Memasuki halaman Gereja, Andi Hatta langsung di sambut oleh dua orang penari pangngaru berpakai adat suku Pamona yang menagncung-acungkan pedang yang terbuat dari kayu. Kemudian, oleh ibu- ibu juga berpakai adat memasangkan ikat kepala kepada Andi Hatta yang dalam bahasa pamona disebut Tali Bonto sebagai simbol bahwa Bupati Luwu Timur adalah bagian dari keluarga suku Pamona.
Hari Ulang tahun Wanita GKST di Klasis Mangkutana – Tomoni ini diikuti oleh 22 jemaat yang ada di wilayah kecamatan Tomoni, Mangkutana dan Tomoni Timur, dengan total peserta sebanyak kurang lebih 1500 orang yang seluruhnya adalah wanita GKST. Mereka akan melakukan berbagai kegiatan lomba baik Kesenian, Kerohanian, Olah Raga maupun ceramah, yang selama empat hari di Jemaat Elim Maleku.
Acara pembukaan HUT Wanita ini, selain dihadiri oleh Bupati Luwu Timur, juga turut hadir camat Tomoni, Tomoni Timur dan Camat Mangkutana. Sedangkan Komisi Wanita Sinode GKST diwakili oleh Kordinator wilayah Sulsel, Pdt. R. Tolage.
Dalam sambutannya, Andi Hatta mengatakan tugas pemerintah dan pendeta kurang lebih sama yaitu sebagai pelayan. Pemerintah melayani masyarakat dalam hal pembangunan dan pemerintahan, sedangkan Pendeta melayani masyarakat dalam hal rohani atau spiritual. Olehnya, tidak ada salahnya kalau Pemerintah dan Pendeta bekerjsama dalam hal pelayanan ini.
Berkaitan dengan keberadaan warga GKST di Kabupaten Luwu Timur, Andi Hatta mengatakan dirinya sangat berterima kasih kepada warga GKST yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah demi kemajuan pembangunan di Luwu Timur.
Untuk itu kedepan, Andi Hatta meminta kagar warga GKST tetap memberikan dukungan, Do’a, agar bisa tetap memimpin Kabupaten Luwu Timur, karena masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan yang tentunya memerlukan dukungan dari warga masyarat termasuk warga GKST.
Kepada warga GKST, bupati mengatakan selama ini tidak ada jarak, pemerintah selalu merasakan apa yang dirasakan masyarakat. Sehingga kalau jemaat GKST berbahagia maka pemerintah juga akan berbahagia, demikian pula sebaliknya.
Bupati juga berpesan agar selalu menjaga kerukunan dan kebersamanan diantara warga, karena Luwu Timur merupakan daerah yang sangat majemuk struktur masyarakatnya.
Berkaitan dengan dukungan para ibu-ibu untuk kembali maju sebagai calon Bupati 2010, Andi Hatta mengucapkan terima kasih atas dukungan tersebut, semoga dukungan tersebut akan tetap dijaga sampai pada pelaksanaan Pilkada.
“ Saya percaya warga GKST utamanya ibu – ibu GKST tidak akan mempermalukan saya dalam pemilihan Bupati yang akan datang “ pinta Hatta. (KI/yulius/humas)
Memasuki halaman Gereja, Andi Hatta langsung di sambut oleh dua orang penari pangngaru berpakai adat suku Pamona yang menagncung-acungkan pedang yang terbuat dari kayu. Kemudian, oleh ibu- ibu juga berpakai adat memasangkan ikat kepala kepada Andi Hatta yang dalam bahasa pamona disebut Tali Bonto sebagai simbol bahwa Bupati Luwu Timur adalah bagian dari keluarga suku Pamona.
Hari Ulang tahun Wanita GKST di Klasis Mangkutana – Tomoni ini diikuti oleh 22 jemaat yang ada di wilayah kecamatan Tomoni, Mangkutana dan Tomoni Timur, dengan total peserta sebanyak kurang lebih 1500 orang yang seluruhnya adalah wanita GKST. Mereka akan melakukan berbagai kegiatan lomba baik Kesenian, Kerohanian, Olah Raga maupun ceramah, yang selama empat hari di Jemaat Elim Maleku.
Acara pembukaan HUT Wanita ini, selain dihadiri oleh Bupati Luwu Timur, juga turut hadir camat Tomoni, Tomoni Timur dan Camat Mangkutana. Sedangkan Komisi Wanita Sinode GKST diwakili oleh Kordinator wilayah Sulsel, Pdt. R. Tolage.
Dalam sambutannya, Andi Hatta mengatakan tugas pemerintah dan pendeta kurang lebih sama yaitu sebagai pelayan. Pemerintah melayani masyarakat dalam hal pembangunan dan pemerintahan, sedangkan Pendeta melayani masyarakat dalam hal rohani atau spiritual. Olehnya, tidak ada salahnya kalau Pemerintah dan Pendeta bekerjsama dalam hal pelayanan ini.
Berkaitan dengan keberadaan warga GKST di Kabupaten Luwu Timur, Andi Hatta mengatakan dirinya sangat berterima kasih kepada warga GKST yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada pemerintah daerah demi kemajuan pembangunan di Luwu Timur.
Untuk itu kedepan, Andi Hatta meminta kagar warga GKST tetap memberikan dukungan, Do’a, agar bisa tetap memimpin Kabupaten Luwu Timur, karena masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan yang tentunya memerlukan dukungan dari warga masyarat termasuk warga GKST.
Kepada warga GKST, bupati mengatakan selama ini tidak ada jarak, pemerintah selalu merasakan apa yang dirasakan masyarakat. Sehingga kalau jemaat GKST berbahagia maka pemerintah juga akan berbahagia, demikian pula sebaliknya.
Bupati juga berpesan agar selalu menjaga kerukunan dan kebersamanan diantara warga, karena Luwu Timur merupakan daerah yang sangat majemuk struktur masyarakatnya.
Berkaitan dengan dukungan para ibu-ibu untuk kembali maju sebagai calon Bupati 2010, Andi Hatta mengucapkan terima kasih atas dukungan tersebut, semoga dukungan tersebut akan tetap dijaga sampai pada pelaksanaan Pilkada.
“ Saya percaya warga GKST utamanya ibu – ibu GKST tidak akan mempermalukan saya dalam pemilihan Bupati yang akan datang “ pinta Hatta. (KI/yulius/humas)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Andi Hatta disambut Secara Adat Pamona"
Leave A Reply