KabarInvestigasi

KabarInvestigasi – Masohi. Bupati Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Yacobus Puttileihallat diminta untuk tidak lagi mencalonkan diri pada Pilkada di Kabupaten SBB mendatang. Permintaan ini, lantaran Puttileihalat dinilai gagal dalam menjalankan roda pemerintahan di kabupaten tersebut, yang berakibat pada belum tercapainya kesejahteraan masyarakat.

“Bisa dilihat kemajuan apa yang sudah dicapai oleh Puttileihallat saat memimpin SBB hingga saat ini. Apa kemiskinan masyarakat sudah tidak ada atau pembangunan sudah merata di seluruh kecamatan di SBB? ,”ungkap ketua pemuda tani HKTI kabupaten SBB M Taufik Saimima.

Menurut Saimima, salah satu indikator kegagalan bupati dalam memimpin Kabupaten SBB adalah masih terisolasinya Pulau Manipa yang baru dimekarkan dari kecamatan Waisala selama dua tahun ini. Sampai saat ini, kecamatan itu belum ada camatnya yang diharapkan dapat mengatur jalannya roda pemerintahan disana.

“Para raja sudah berulang kali meminta agar bupati bisa menempatkan camat di Pulau Manipa, tapi yang terjadi tidak pernah hal itu terwujud, padahal kalau bupati mau, hal ini bukan hal yang sulit. Tapi karena tidak ada itikad baik dari bupati untuk kemajuan Pulau Manipa, maka hal ini dibiarkan terus berlarut,”tandas Taufik.

Dia menambahkan, bisa dibayangkan untuk mengurus KTP saja yang saat ini sesuai petunjuk pemerintah pusat, harus digratiskan kepada masyarakat, tapi kenyataannya masyarakat di Manipa harus membayar uang sebesar Rp. 1 juta untuk biaya perjalanan pulang - pergi Manipa – kota Piru, karena transportasi yang dipakai sistimnya cartereranb dan itu sudah diketahui oleh bupati,”tukas சிம்ம.

Ditambahkannya indikator lainnya kegagalan bupati dalam memimpin SBB adalah pemerintahan dikendalikan dengan sistim keluarga dan itu bisa dibuktikan pada semua dinas penting di kabupaten SBB seperti dinas Pekarjaan Umum dan Pendidikan. Karena yang berpengaruh adalah orang dekat bupati, sehingga jika seorang kontraktor mau mendapat proyek di SBB, harus melewati keluarga bupati. Dan dinas harus mendengar suara orang kepercayaan bupati.

“Saya tidak tahu bentuk pemerintahan macam apa yang dijalankan saat ini di SBB, apalagi dengan kondisi bupati sering keluar daerah, maka orang yang katanya dekat dengan bupati menjalankan aksinya dengan bebas,”ungkap Saimima.

Untuk itu, dia berharap, Putileihallat secara legowo tidak mencalonkan diri kembali sebagai calon bupati SBB, demi kemajuan kabupaten SBB kedepan. (KI/M.Taslim)