Rabu, 07 Oktober 2009
Kabupaten Buru Jadi Lumpung Pangan di Maluku
Posted on 10/07/2009 09:52:00 AM by Admin
KabarInvestigasi – Ambon. Kabupaten Buru, oleh pemerintah provinsi Maluku akan dijadikan sebagai lumbung pangan masa depan daerah ini. Terkait hal itu itu, Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, Selasa (6/10) telah melakukan panen padi di dataran Waeapo, Kabupaten Buru sebagai langkah awal program tersebut.
Kabag Humas Pemprov Maluku, Semmy Huwae, di Ambon mengatakan, panen padi ini dinilai gubernur strategis karena mendorong perlunya produksi beras Buru masuk katalog Departemen Pertanian (Deptan).
"Gubernur termotivasi harus ada karung mencantumkan label beras Buru masuk katalog Deptan," ujarnya dan menambahkan, luas areal padi yang siap dipanen belum diketahui.
Makanya, Gubernur berkeinginan menghadiri panen padi di dataran Waeapo yang memiliki areal pengembangan sawah sekitar 10.000 hektare untuk memotivasi petani asal pulau Jawa mengikuti program transmigrasi ke sana.
"Petani di Buru akan difasilitasi untuk menerapkan mekanisasi guna mendorong peningkatan produksi beras," kata Semmy.
Kadis Pertanian Buru Machmud Tan mengatakan pengembangan 5.453 hektare sawah di dataran Waeapo, Kabupaten Buru saat ini terhambat kekurangan traktor tangan untuk penerapan mekanisasi.
"Petani di Waeapo membutuhkan 1.000 unit traktor tangan. Sedangkan yang ada saat ini hanya 300 unit sehingga penerapan mekanisasi belum optimal," ujarnya.
Idealnya lima hektare lahan sawah diolah satu unit traktor tangan sehingga kesulitan petani yang adalah transmigran asal pulau Jawa telah disampaikan kepada Wagub Maluku, Said Assagaff saat memimpin rombongan safari Ramadhan Pemprov Maluku pada 30 Agustus 2009.
"Wagub Assagaff berkoordinasi dengan Bupati Buru, Husni Hentihu dan disepakati dibuat proposal kebutuhan agar bisa diakomodasi pada APBD Maluku tahun 2010," kata Machmud.
Pengembangan sawah di Buru diprogramkan seluas 10 ribu hektare, diprogramkan terealisasi pada 2010 mendatang.
"Jadi kesulitan lain seperti sarana/ prasarana irigasi, jalan-jalan usaha tani serta mesin perontok dan pengering gabah juga telah disampaikan ke Pemprov Maluku," kata Machmud.
Ditanya produksi beras petani Buru, dia menjelaskan, sekitar empat ton per hektare setiap tahun melalui dua kali panen.
"Terbuka peluang untuk meningkatkan produksi beras sekiranya petani optimal menerapkan mekanisasi, baik pengolahan lahan hingga paska panen serta terjamin irigasi," ujar Machmud.
Produksi beras petani Buru saat ini didistribusikan ke kepulauan Sula di Provinsi Maluku Utara karena letak geografis dekat dan Ambon.
"Kami mengevaluasi kebutuhan beras masyarakat Kota Ambon sekitar 20 persen dipasok .(KI/ dino.p)
"Gubernur termotivasi harus ada karung mencantumkan label beras Buru masuk katalog Deptan," ujarnya dan menambahkan, luas areal padi yang siap dipanen belum diketahui.
Makanya, Gubernur berkeinginan menghadiri panen padi di dataran Waeapo yang memiliki areal pengembangan sawah sekitar 10.000 hektare untuk memotivasi petani asal pulau Jawa mengikuti program transmigrasi ke sana.
"Petani di Buru akan difasilitasi untuk menerapkan mekanisasi guna mendorong peningkatan produksi beras," kata Semmy.
Kadis Pertanian Buru Machmud Tan mengatakan pengembangan 5.453 hektare sawah di dataran Waeapo, Kabupaten Buru saat ini terhambat kekurangan traktor tangan untuk penerapan mekanisasi.
"Petani di Waeapo membutuhkan 1.000 unit traktor tangan. Sedangkan yang ada saat ini hanya 300 unit sehingga penerapan mekanisasi belum optimal," ujarnya.
Idealnya lima hektare lahan sawah diolah satu unit traktor tangan sehingga kesulitan petani yang adalah transmigran asal pulau Jawa telah disampaikan kepada Wagub Maluku, Said Assagaff saat memimpin rombongan safari Ramadhan Pemprov Maluku pada 30 Agustus 2009.
"Wagub Assagaff berkoordinasi dengan Bupati Buru, Husni Hentihu dan disepakati dibuat proposal kebutuhan agar bisa diakomodasi pada APBD Maluku tahun 2010," kata Machmud.
Pengembangan sawah di Buru diprogramkan seluas 10 ribu hektare, diprogramkan terealisasi pada 2010 mendatang.
"Jadi kesulitan lain seperti sarana/ prasarana irigasi, jalan-jalan usaha tani serta mesin perontok dan pengering gabah juga telah disampaikan ke Pemprov Maluku," kata Machmud.
Ditanya produksi beras petani Buru, dia menjelaskan, sekitar empat ton per hektare setiap tahun melalui dua kali panen.
"Terbuka peluang untuk meningkatkan produksi beras sekiranya petani optimal menerapkan mekanisasi, baik pengolahan lahan hingga paska panen serta terjamin irigasi," ujar Machmud.
Produksi beras petani Buru saat ini didistribusikan ke kepulauan Sula di Provinsi Maluku Utara karena letak geografis dekat dan Ambon.
"Kami mengevaluasi kebutuhan beras masyarakat Kota Ambon sekitar 20 persen dipasok .(KI/ dino.p)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
INGIN MENDAPATKAN DOLAR?.........SAYA SUDAH BUKTIKAN!!!!!!!!!!!
Caranya?
Klik semua Iklan PTC Atau Banner di Bawah ini satu persatu, kemudian Daftar....( Gratis Bro ).....Setelah Daftar Log In.....
Setelah Log In........Klik View Ads......Kemudian Klik Link satu per satu....tunggu sebentar.......Setelah paling atas muncul tulisan ( CLICK "9" ) klik angka nomor 9 dan seterusnya.......Dolar sudah kita dapat Bro.....gampang kan?........
Untuk mencairkan Dolar yang sudah kita dapat, kita harus mempunyai rekening PAYPAL. Daftar Paypal disini
Caranya?
Klik semua Iklan PTC Atau Banner di Bawah ini satu persatu, kemudian Daftar....( Gratis Bro ).....Setelah Daftar Log In.....
Setelah Log In........Klik View Ads......Kemudian Klik Link satu per satu....tunggu sebentar.......Setelah paling atas muncul tulisan ( CLICK "9" ) klik angka nomor 9 dan seterusnya.......Dolar sudah kita dapat Bro.....gampang kan?........
Untuk mencairkan Dolar yang sudah kita dapat, kita harus mempunyai rekening PAYPAL. Daftar Paypal disini
No Response to "Kabupaten Buru Jadi Lumpung Pangan di Maluku"
Leave A Reply