KabarInvestigasi

Kabarinvestigasi-Aceh Besar.Sebanyak dua ribuan lebih guru tingkat Sekolah Dasar (SD) se-Kabupaten Aceh Besar Senin (5/4) tadi, melakukan aksi demontrasi ke Kantor Pengadilan Negeri (PN) Kota Jantho.Aksi tersebut pasca penahanan oleh pihak kepolisian Kota Besar (Poltabes) Banda Aceh terhadap salah seorang tenaga pendidik di SD Negeri 1 Lampeuneurut, Irham Mahmud, atas tuduhan melakukan pencabulan kepada siswi.

Kedatangan para Guru SD juga dipicu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Aceh Besar itu, Kota Banda Aceh, Beunemeuriah, Aceh Utara dan Koalisi Barisan-Guru bersatu (KOBAR-GB) setempat serta kalangan manusia kampus dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh.

Dalam aksi itu, PGRI menuntut pihak Pengadilan Negeri (PN) setempat untuk dapat mengubah status penahanan terhadap Irham Guru SDN I Lampeneurut, yang di tetapkan sebagai tahanan tetap oleh pihak Pengadilan pada 29 April lalu.

Sementara KOBAR-GB Aceh Besar, mereka mempertanyakan pihak PN Kota Jantho, atas perubahan status Irham yang sebelumnya sudah menjadi tahanan Luar Poltabes Banda Aceh Pasca penangkapan pada 5 Desember 2009 lalu dan menjadi tahanan tetap.

Meskipun teriakan dari ribuan mulut pahlawan tanpa tanda jasa itu telah memecah suasana sunyi kota Jantho, namun hingga menjelang ashar, pihak pengadilan tidak memberikan peluang apa pun kepada sejumlah guru tersebut.

Ketua PGRI Kabupaten Aceh Besar Saifullah, kepada media ini di sela-sela aksi berlangsung, mengatakan, pihaknya tidak akan mundur selangkahpun dari tuntutan semula.Meski harus menduduki halaman kantor PN tersebut.”Kami tidak akan pulang, sebelum tuntutan kami di kabulkan oleh pihak Pengadilan Negeri ini,”katanya.

Ia menduga, kejadian yang di alami Irham, terjadinya perubahan status tersangka oleh pihak PN dikarenakan adanya indikasi Makelar Kasus (Markus) dan melakukan intervensi dengan keluarga korban.Bahkan, dia juga yakin, Irham tidak melakukan pelecehan seksual sebagaimana yang di laporkan keluarga korban.

“Kami yakin, pak Irham tidak mungkin melakukan hal tercela itu, apa lagi kejadian itu terjadi pada siang hari, intinya ada dugaan rekayasa atas kasus tersebut dari kelompok tertentu,“ujar dia, yang menolak keputusan pengadilan.

Pemkab Turun Tangan
Setelah hampir delapan jam para guru Sekolah Dasar (SD) se Aceh Besar, melakukan aksi protes terhadap keputusan pengadilan Negri Kota Jantho di halaman kantor tersebut, akhirnya pemerintah setempat turun tangan untuk mendeplomasi dengan pihak pengadilan negri(PN).

Bupati Aceh Besar Bukhari Daud yang di wakili Asisten I Nurjali Budiman, dan di dampingi ketua Komisi E DPRK setempat Abdul Muhtaleb, bersama sejumlah anggota DPRK Aceh Besar lainnya.Sekitar jam 16.00 Wib memberikan jawaban kepada masa demo itu.

Berdasarkan surat perjanjian pemerintah Aceh Besar dengan sejumlah Guru yang hadir dalam aksi, yang di tanda tangani Bupati dan DPRK, berjanji Irham akan di alihkan status tahanan, sejak Rabu 7/4 nanti, di pastikan sudah berstatus tahanan luar.

“Kami berjanji dalam dua hari kedepan, status Irham akan dijadikan menjadi sebagai tahanan Luar”janji Nurjali di hadapan dua ribuan guru yang melancarkan aksi demo tersebut.

Setelah mendengar pernyataan itu, aksi demontrasipun di bubar secara tertib oleh ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Aceh Besar, Saifullah, sekitar pukul 16.13 Wib atau menjelang shalat magrib.(KI/DAHLAN ZA)