Senin, 31 Agustus 2009
Terjadi Penggelembungan Luas Lahan Bandara Namniwel: Tim Sembilan Disinyalir Kantongi Ratusan Juta Rupiah
Posted on 8/31/2009 10:59:00 AM by Admin
KabarInvestigasi-NAMLEA.Diduga terjadi penggelembungan luas lahan peserta penerima ganti rugi tanah yang terkena proyek Bandara Namniwel. Akibat aksi itu, ratusan juta rupiah konon melangir ke kantong tim Sembilan, Bahri Umasugi cs.
Hal itu diungkapkan anggota BPD Sawah, Jabura Buton di Desa Sawah, Minggu (30/8). “Masalah ini tidak boleh didiamkan saja. Harus dibongkar, sehingga aparat penegak hukum harus menindaklanjuti masalah tersebut,” pinta Jabura Buton.
Menurut Jabura Buton, dari awal pihaknya sudah mencium gelagat yang tidak beres dalam proses identifikasi dan inventarisasi lahan masyarakat yang terkena proyek pembebasan tanah untuk dijadikan Bandara Namniwel. Karena yang paling proaktif, justeru tim Sembilan bentukan desa yang dipimpin Kades Sawah, Bahri Umasugi.
Padahal sesuai aturan, bila ada tanah masyarakat yang terkena pembebasan untuk kepentingan umum, maka bupati berkewajiban membentuk tim Sembilan di tingkat kabupaten dan bukan di tingkat desa. Tim tersebut yang bertanggungjawab untuk melakukan penyuluhan, inventarisasi lahan sampai menerbitkan peta dan daftar pememilik lahan yang berhak menerima ganti rugi. Kemudian dipampang sekurang-kurangnya di kantor desa untuk mendapat koreksi dari yang berkepentingan.
Sampai sudah terjadi pembebasan tahap pertama Desember tahun lalu dan pembayaran tahap kedua pertengahan Agustus ini, di kantor desa Sawah tidak pernah dipampang peta dan daftar nama masyarakat yang berhak menerima ganti rugi tersebut. Akibat ketidak transparan itu, aku Jabura Buton, telah memberi peluang bagi para oknum yang terlibat dalam proses pembebasan untuk berlaku curang.
Jabura Buton mengaku sudah menanyai Ayub Buton, ahliwaris dari almarhum La Saiya Buton dan Abdul Rauf Umasugi (Apu), ahliwaris dari almarhum Hapsa Umasugi. Keduanya mengaku, setelah menerima ganti rugi tanah, ada sejumlah uang dipindahtangankan kepada tim Sembilan.”Masing-masing menyerahkan uang puluhan juta ke tim Sembilan, karena tim Sembilan melakukan penggelembungan luas tanah di kedua ahliwaris tersebut,” beber Jabura Buton.
Guna mengungkap praktek kotor tersebut, Jabura dan rekan-rekannya juga mengajak Abdul Raufumasugi untuk memberikan keterangan langsung kepada wartawan. Menurut Apu (Abdul Rauf,red), orang tuanya hanya mewariskan sekitar dua hektar tanah yang turut terkena pembebasan lahan bandara Namniwel. [KI/Abdul Rosyid]
Hal itu diungkapkan anggota BPD Sawah, Jabura Buton di Desa Sawah, Minggu (30/8). “Masalah ini tidak boleh didiamkan saja. Harus dibongkar, sehingga aparat penegak hukum harus menindaklanjuti masalah tersebut,” pinta Jabura Buton.
Menurut Jabura Buton, dari awal pihaknya sudah mencium gelagat yang tidak beres dalam proses identifikasi dan inventarisasi lahan masyarakat yang terkena proyek pembebasan tanah untuk dijadikan Bandara Namniwel. Karena yang paling proaktif, justeru tim Sembilan bentukan desa yang dipimpin Kades Sawah, Bahri Umasugi.
Padahal sesuai aturan, bila ada tanah masyarakat yang terkena pembebasan untuk kepentingan umum, maka bupati berkewajiban membentuk tim Sembilan di tingkat kabupaten dan bukan di tingkat desa. Tim tersebut yang bertanggungjawab untuk melakukan penyuluhan, inventarisasi lahan sampai menerbitkan peta dan daftar pememilik lahan yang berhak menerima ganti rugi. Kemudian dipampang sekurang-kurangnya di kantor desa untuk mendapat koreksi dari yang berkepentingan.
Sampai sudah terjadi pembebasan tahap pertama Desember tahun lalu dan pembayaran tahap kedua pertengahan Agustus ini, di kantor desa Sawah tidak pernah dipampang peta dan daftar nama masyarakat yang berhak menerima ganti rugi tersebut. Akibat ketidak transparan itu, aku Jabura Buton, telah memberi peluang bagi para oknum yang terlibat dalam proses pembebasan untuk berlaku curang.
Jabura Buton mengaku sudah menanyai Ayub Buton, ahliwaris dari almarhum La Saiya Buton dan Abdul Rauf Umasugi (Apu), ahliwaris dari almarhum Hapsa Umasugi. Keduanya mengaku, setelah menerima ganti rugi tanah, ada sejumlah uang dipindahtangankan kepada tim Sembilan.”Masing-masing menyerahkan uang puluhan juta ke tim Sembilan, karena tim Sembilan melakukan penggelembungan luas tanah di kedua ahliwaris tersebut,” beber Jabura Buton.
Guna mengungkap praktek kotor tersebut, Jabura dan rekan-rekannya juga mengajak Abdul Raufumasugi untuk memberikan keterangan langsung kepada wartawan. Menurut Apu (Abdul Rauf,red), orang tuanya hanya mewariskan sekitar dua hektar tanah yang turut terkena pembebasan lahan bandara Namniwel. [KI/Abdul Rosyid]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
INGIN MENDAPATKAN DOLAR?.........SAYA SUDAH BUKTIKAN!!!!!!!!!!!
Caranya?
Klik semua Iklan PTC Atau Banner di Bawah ini satu persatu, kemudian Daftar....( Gratis Bro ).....Setelah Daftar Log In.....
Setelah Log In........Klik View Ads......Kemudian Klik Link satu per satu....tunggu sebentar.......Setelah paling atas muncul tulisan ( CLICK "9" ) klik angka nomor 9 dan seterusnya.......Dolar sudah kita dapat Bro.....gampang kan?........
Untuk mencairkan Dolar yang sudah kita dapat, kita harus mempunyai rekening PAYPAL. Daftar Paypal disini
Caranya?
Klik semua Iklan PTC Atau Banner di Bawah ini satu persatu, kemudian Daftar....( Gratis Bro ).....Setelah Daftar Log In.....
Setelah Log In........Klik View Ads......Kemudian Klik Link satu per satu....tunggu sebentar.......Setelah paling atas muncul tulisan ( CLICK "9" ) klik angka nomor 9 dan seterusnya.......Dolar sudah kita dapat Bro.....gampang kan?........
Untuk mencairkan Dolar yang sudah kita dapat, kita harus mempunyai rekening PAYPAL. Daftar Paypal disini
No Response to "Terjadi Penggelembungan Luas Lahan Bandara Namniwel: Tim Sembilan Disinyalir Kantongi Ratusan Juta Rupiah"
Leave A Reply