KabarInvestigasi

KabarInvestigasi – Ambon. Ketua Fraksi Kebangsaan DPRD Maluku Lutfy Sanaky meminta PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara untuk segara angkat kaki dari Maluku. Permintaan ini lantaran PLN dinilai tidak mampu untuk mengatasi krisis listrik yang berkepanjangan di Maluku saat ini.

"Selaku anggota DPRD Maluku, saya kecewa dengan pimpinan PT PLN (Persero) Wilayah Maluku dan Maluku Utara dan PT PLN (Persero) Cabang Ambon, karena mereka telah menjanjikan tidak akan ada pemadaman terutama menjelang perayaan hari besar keagamaan, namun kenyataannya terjadi pemadaman sehingga jika tidak mampu atasi ini masalah listrik, sebaiknya segera angkat kaki dari Maluku," tegas Lutfi kepada wartawan di gedung DPRD Maluku, Selasa (27/10).

Lutfi bahkan mengatakan PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara telah melakukan kebohongan publik, karena sebelumnya PLN telah berjanji kalau tidak ada pemadaman lagi, namun sebaliknya pemadaman di Kota Ambon saat ini sudah sangat para.

Dia menambahkan, PLN harus bertanggungjawab terhadap pemadaman listrik yang terjadi saat ini mengingat pemadaman yang dilakukan sudah melewati ambang batas. Diakuinya pemadaman tersebut juga sangat mengganggu aktifitas perkantoran baik pemerintah maupun swasta, termasuk merusak barang elektronik milik masyarakat. Selain itu aslasan yang selama ini disampaikan oleh PLN juga merupakan alasan klasik yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Dari hasil pantauan KabarInvestigasi, krisis listrik di Kota Ambon, sudah sangat meresahkan. Hal ini terjadi karena dua mesin pembangkit listrik di wilayah PT PLN (Persero) Cabang Ambon hingga saat ini masih cacat retak. Kedua mesin tersebut yaitu Mesin SWD 12 TM 410 RR Unit 4 pada PLTD Hative Kecil dan Mesin caterpillar unit 4 pada PLTD Poka.

Keretakan pada kedua mesin tersebut diketahui saat para teknisi melakukan program rutin pemeliharaan sehingga sampai saat ini kedua mesin tersebut tidak dapat dioperasikan.

PT PLN (Persero) Cabang Ambon telah mendatangkan teknisi dari Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan (Litbang) PT PLN (Persero) untuk meneliti kerusakan guna mencari solusi perbaikan.

Para teknisi tersebut telah menyelesaikan penelitian pada kedua mesin yang mengalami kerusakan dan ditemukan adanya keretakan pada material crackpin kedua mesin dimaksud.
Solusi perbaikannya adalah dengan melakukan grinding terhadap material crackpin tersebut, namun belum dapat dipastikan kapan mesin pembangkit tersebut dapat beroperasi kembali.

Sementara saat ini beban puncak di wilayah PT PLN (Persero) Cabang Ambon adalah mendekati 35 MW di waktu malam dan 27 MW di waktu siang, sementara kapasitas mesin pembangkit yang ada hanya 35 MW, apalagi menyusul terjadinya kerusakan mesin pembangkit sehingga tentunya akan terjadi kekurangan pasokan listrik yang akhirnya dilakukan pemadaman bergilir.

Banyak pihak menilai PT PLN (Persero) sangat-sangat tidak bijaksana dan aneh serta tidak masuk akal sehat jika membuat solusi krisis energi listrik dengan hanya meminta/menghimbau konsumen pengguna listrik untuk menghemat konsumsi listrik tanpa melakukan aksi gerak cepat dan serius untuk melakukan pembenahan diri secara internal dan eksternal.(KI/syarafudin.p)