Selasa, 20 Oktober 2009
Penerbangan ke Malra Kembali Lancar
Posted on 10/20/2009 08:06:00 PM by Kabarinvestigasi
KabarInvestigasi – Ambon. Setelah dihentikan sementara karena terbatasnya persediaan avtur akibat pemblokiran ruas jalan dan jembatan Watdek, sejak 17 Oktober 2009 lalu, kini penerbangan menuju Bandara Dumatubun, Langgur Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) kembali lancar.
Selasa, (20/10) kemarin, pesawat Wings Air kembali beroperasi ke bandara Dumatubun.
Kepada KabarInvestigasi General Manager PT(Persero) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Pattimura, Gerits Mailesun membenarkan, pesawat Wings Air telah terbang ke bandara Dumatubun, Selasa pagi sehingga aktivitas perhubungan udara ke kabupaten Maluku Tenggara, kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Aru kembali normal.
Normalnya penerbangan ke bandara Dumatubun Langgur maupun lanjut ke Dobo, ibukota kabupaten Kepulauan Aru karena para demonstrans telah melepas tanda adat berupa `sasi` jembatan sejak Sabtu (17/10) untuk memprotes pemberian gelar adat `Dir U Ham Wang` (tokoh pengayom dan pelindung) kepada Direktur PT. Maritim Timur Jaya (MTJ), David Tjoe oleh 22 Raja Ur Siw (Patasiwa) dan Loor Lim (Patalima) di Kota Tual.
"Saya terima laporan tadi pagi (Selasa) pesawat Wings air telah terbang ke bandara Dumatubun, jadi tidak ada persoalan lagi yang meresahkan calon penumpang dari sana maupun ke Ambon," ujarnya.
Gerits mengatakan, pesawat wings dibatalkan karena persoalan persediaan avtur yang dipasok dari depot pertamina di kota Tual ke Langgur harus melewati jalan dan jembatan Watdek yang diblokir masyarakat.
"Jadi ditempuh kebijakan pesawat Wings Air dihentikan operasional sementara. Sedangkan pesawat Trigana dan Ekspres Air tetap beroperasi," katanya.
Komandan pangkalan udara (Danlanud) bandara Dumatubun, Mayor (Penerbang) Anang S, membenarkan telah beroperasi kembali pesawat Wings Air.
"Bandara Dumatubun sebenarnya `bebas` aksi demonstrans, hanya pemblokiran jalan dan jembatan yang mengakibatkan avtur tidak bisa diangkut dari depot Pertamina di Tual ke Langgur sehingga pesawat Wings untuk sementara tertangguhkan operasinya, tapi kini sudah kembali beroperasi," ujarnya.
Kapolres Tual, AKBP Syaiful Rahman mengatakan, para demonstran telah melepas "sasi" sejak Senin malam(19/10) setelah Direktur PT. Maritim Timur Jaya, David Tjoe mengembalikan gelar adat yang diterimanya oleh 22 Raja Ur Siw (Patasiwa) dan Loor Lim (Patalima) di Kota Tual.
"Suasana di kota Tual dan Langgur kembali normal sehingga berbagai aktivitas sudah berlangsung sebagaimana sebelum pemblokiran jalan dan jembatan Watdek," ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Fahri salah satu warga yang menetap kawasan jembantan Watdek. Menurutnya, aksi pemblokiran telah dihentikan setelah pemberiaan gelar adat kepada David Tjoe dikembalikan. (KI/syarafudin.p)
Selasa, (20/10) kemarin, pesawat Wings Air kembali beroperasi ke bandara Dumatubun.
Kepada KabarInvestigasi General Manager PT(Persero) Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Pattimura, Gerits Mailesun membenarkan, pesawat Wings Air telah terbang ke bandara Dumatubun, Selasa pagi sehingga aktivitas perhubungan udara ke kabupaten Maluku Tenggara, kota Tual dan Kabupaten Kepulauan Aru kembali normal.
Normalnya penerbangan ke bandara Dumatubun Langgur maupun lanjut ke Dobo, ibukota kabupaten Kepulauan Aru karena para demonstrans telah melepas tanda adat berupa `sasi` jembatan sejak Sabtu (17/10) untuk memprotes pemberian gelar adat `Dir U Ham Wang` (tokoh pengayom dan pelindung) kepada Direktur PT. Maritim Timur Jaya (MTJ), David Tjoe oleh 22 Raja Ur Siw (Patasiwa) dan Loor Lim (Patalima) di Kota Tual.
"Saya terima laporan tadi pagi (Selasa) pesawat Wings air telah terbang ke bandara Dumatubun, jadi tidak ada persoalan lagi yang meresahkan calon penumpang dari sana maupun ke Ambon," ujarnya.
Gerits mengatakan, pesawat wings dibatalkan karena persoalan persediaan avtur yang dipasok dari depot pertamina di kota Tual ke Langgur harus melewati jalan dan jembatan Watdek yang diblokir masyarakat.
"Jadi ditempuh kebijakan pesawat Wings Air dihentikan operasional sementara. Sedangkan pesawat Trigana dan Ekspres Air tetap beroperasi," katanya.
Komandan pangkalan udara (Danlanud) bandara Dumatubun, Mayor (Penerbang) Anang S, membenarkan telah beroperasi kembali pesawat Wings Air.
"Bandara Dumatubun sebenarnya `bebas` aksi demonstrans, hanya pemblokiran jalan dan jembatan yang mengakibatkan avtur tidak bisa diangkut dari depot Pertamina di Tual ke Langgur sehingga pesawat Wings untuk sementara tertangguhkan operasinya, tapi kini sudah kembali beroperasi," ujarnya.
Kapolres Tual, AKBP Syaiful Rahman mengatakan, para demonstran telah melepas "sasi" sejak Senin malam(19/10) setelah Direktur PT. Maritim Timur Jaya, David Tjoe mengembalikan gelar adat yang diterimanya oleh 22 Raja Ur Siw (Patasiwa) dan Loor Lim (Patalima) di Kota Tual.
"Suasana di kota Tual dan Langgur kembali normal sehingga berbagai aktivitas sudah berlangsung sebagaimana sebelum pemblokiran jalan dan jembatan Watdek," ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Fahri salah satu warga yang menetap kawasan jembantan Watdek. Menurutnya, aksi pemblokiran telah dihentikan setelah pemberiaan gelar adat kepada David Tjoe dikembalikan. (KI/syarafudin.p)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Penerbangan ke Malra Kembali Lancar"
Leave A Reply