Selasa, 20 Oktober 2009
Menteri Wanita dari Keluarga Achmad Tahir
Posted on 10/20/2009 08:38:00 PM by Kabarinvestigasi
Linda Agum Gumelar, putri Minang asal Kota Pariaman, Sumatra Barat diproyeksikan menjabat Menteri Pemberdayaan Perempuan pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid II.
Jika itu terwujud maka Linda menjadi orang ketiga dalam keluarga besar Achmad Tahir yang dipercaya sebagai menteri.
Sebelumnya, bapak Linda, Letjen (Purn) TNI-AD Achmad Tahir adalah Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) 1983-1988 di era pemerintahan Presiden Soeharto.
Kemudian suami Linda, Jenderal TNI (Purn) TNI-AD Agum Gumelar pernah menduduki tiga posisi menteri yakni, Menteri Perhubungan dua periode (1999-2001) dan (2001-2004) serta Menkopolkam selama dua bulan pada 2001.
Jika Linda dipercaya menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan oleh Presiden Yudhoyono pada kabinet Indonesia Bersatu jilid II, maka akan menjadi orang ketiga di keluarga besar Achmad Tahir yang menjadi Menteri.
Diproyeksikan Linda sebagai menteri, kini menjadi buah bibir di kampung halamannya, Nareh, Pariaman yang termasuk daerah terkena gempa 7,9 SR pada 30 September 2009.
"Kini ibu Linda jadi perbincangan masyarakat Nareh karena telah membanggakan kampung halaman sebagai tokoh wanita Indonesia yang diproyeksikan menjadi menteri," kata Yustinar, Kepala Desa Nareh.
Ia menambahkan, jika Linda Agum Gumelar dilantik menjadi menteri maka beliau adalah orang Nareh pertama yang menjadi menteri dan ini sangat membanggakan orang di kampung halaman.
Wanita bernama lengkap Linda Amalia Sari ini sekarang menjabat Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang merupakan federasi dari organisasi kemasyarakatan wanita Indonesia, periode 2004-2009.
Dihubungi Hatta Rajasa
Istri mantan Menteri Perhubungan Agum Gumelar ini, turut mengikuti seleksi calon menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Tanpa didampingi suami, Linda Agum Gumelar datang ke kediaman pribadi Presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/10).
Ia mengaku dipanggil Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, bukan Susilo Bambang Yudhoyono atau Wakil Presiden terpilih Boediono.
"Saya dipanggil jam 11.00 malam, Sabtu (17/10). Saya kaget, tapi ikuti saja dulu," terang Linda seusai bertemu SBY-Boediono di kediaman SBY, Minggu.
Pemanggilan menjadi calon menteri ini saat dikonsultasikan dengan sang suami rupanya tak bertepuk sebelah tangan. Agum Gumelar memberi restu atas langkah Linda Agum Gumelar membantu pemerintahan SBY-Boediono. "Saya datang ke sini Pak Agum tahu. Dan kami semua bersyukur," paparnya.
Saat bertemu dengan SBY, Linda menyatakan, pembicaraan dengan SBY dan Boediono berkisar masalah kinerja yang akan diemban dalam lima tahun mendatang. Perihal pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak akan menjadi fokus pekerjaan Linda ketika bersama-sama dalam kabinet SBY-Boediono. Atas pembicaraan tersebut, Linda diperkirakan akan menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
"Presiden memberikan arahan bagaimana bisa meningkatkan pemberdayaan perempuan sebagai mitra kaum pria. Begitu juga perlindungan anak yang perlu ditingkatkan," terangnya.
Anak Keluarga Militer yang Pekerja Keras
Keluarga Linda berlatar belakang militer. Linda adalah anak keempat dari enam bersaudara pasangan Jenderal (Purn) TNI Achmad Tahir, mantan Gubernur AKABRI dan Rooslila Simanjuntak.
Linda aktif sebagai Ketua Kowani, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kesehatan Payudara, dan Dewan Pembina Yayasan Onkologi Anak Indonesia.
Sebagai Ketua Kowani sejak 1999, Linda mengetuai sebuah organisasi besar yang menaungi 78 organisasi wanita di seluruh Indonesia, dengan jumlah anggota 30 juta orang lebih.
Linda dituntut kerja keras memperjuangkan nasib perempuan sebagai Ketua Kowani. Menurutnya, masalah perempuan di Indonesia sangatlah kompleks, mulai dari kekerasan, pelecehan, sampai perdagangan perempuan.
Untuk memperjuangkan kaumnya itu, Linda dan organisasinya terus menggalakkan berbagai kegiatan dan pelatihan agar perempuan mempunyai kemandirian secara ekonomi. Sebab menurutnya, terjadinya trafficking karena masalah ekonomi dan minimnya pendidikan. Indonesia merupakan negara Asia yang paling sering terjadi kasus trafficking.
Bersama Kowani, Linda juga memperjuangkan pengesahan Undang-Undang Pornografi. Alasannya, pornografi dan pornoaksi ini berdampak negatif dalam kehidupan masyarakat, termasuk penyebab naiknya kasus perkosaan dan pencabulan.
Linda juga sibuk mengelola sebuah kegiatan besar yang diselenggarakan rutin setiap tahun seperti International Beautiful, Smart and Healthy Women Expo yang akan memasuki tahun kedua.
Sementara, keterlibatan dalam yayasan kanker dilandasi pengalaman pribadinya yang menyedihkan. Nyawa Linda nyaris direnggut kanker.
Kanker ditemukan di tubuhnya di awal tahun 1996, ketika hendak menunaikan ibadah haji.
Benjolan di payudaranya yang tak sakit dan dikira biasa ternyata adalah kanker ganas. Parahnya, kanker itu berada di dua payudaranya.
Dengan melihat kondisi Linda secara menyeluruh, dokter mengatakan harapan hidupnya tinggal 40 persen. Linda pun syok dan sedih. "Kayaknya dunia mau runtuh. Wanita mana yang tidak hancur hatinya manakala divonis umur tinggal sejengkal," kata Linda seperti dimuat di laman Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia.
Namun, Linda tak menyerah begitu saja. Dengan restu sang suami, Agum Gumelar, Linda pergi ke Roterdam, Belanda. Di sana ada sebuah rumah sakit khusus kanker payudara.
Linda terbang ke Belanda pada Bulan Februari 1996. Di negeri 'kincir angin' ini Linda mendapatkan keajaiban-keajaiban yang membuat semangat hidupnya bertambah kuat.
Tiga bulan setelah kedatangannya di negeri Belanda, Linda menjalani operasi kanker payudara. Operasi ini juga mengangkat kelenjar getah bening di ketiak kanan dan kirinya, untuk menghentikan penyebaran sel kanker di tubuhnya.
Sebagai mantan pasien kanker, Linda makin perhatian dengan kesehatannya. Gaya hidup sehat mulai dijalaniya. Makan dengan teratur, banyak mengonsumsi buah dan sayuran dilengkapi dengan sedikit porsi protein hewani serta rutin minum susu, menjadi senjata utamanya untuk tampil fit setiap hari.
Yang tak kalah penting, Linda makin piawai mengontrol pikirannya, menjauhi stres dengan cara selalu berpikir positif. "Dulu saya selalu ingin mendapatkan sesuatu yang bernilai delapan. Pokoknya harus perfect. Sekarang saya tidak ngotot lagi. Dapat nilai enam saya sudah senang. Alhamdulillah dengan cara begitu saya bisa lebih rileks," kata Linda. (kabarinvestigasi/berbagai sumber)
syarafudin pattisahusiwa
Jika itu terwujud maka Linda menjadi orang ketiga dalam keluarga besar Achmad Tahir yang dipercaya sebagai menteri.
Sebelumnya, bapak Linda, Letjen (Purn) TNI-AD Achmad Tahir adalah Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (Menparpostel) 1983-1988 di era pemerintahan Presiden Soeharto.
Kemudian suami Linda, Jenderal TNI (Purn) TNI-AD Agum Gumelar pernah menduduki tiga posisi menteri yakni, Menteri Perhubungan dua periode (1999-2001) dan (2001-2004) serta Menkopolkam selama dua bulan pada 2001.
Jika Linda dipercaya menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan oleh Presiden Yudhoyono pada kabinet Indonesia Bersatu jilid II, maka akan menjadi orang ketiga di keluarga besar Achmad Tahir yang menjadi Menteri.
Diproyeksikan Linda sebagai menteri, kini menjadi buah bibir di kampung halamannya, Nareh, Pariaman yang termasuk daerah terkena gempa 7,9 SR pada 30 September 2009.
"Kini ibu Linda jadi perbincangan masyarakat Nareh karena telah membanggakan kampung halaman sebagai tokoh wanita Indonesia yang diproyeksikan menjadi menteri," kata Yustinar, Kepala Desa Nareh.
Ia menambahkan, jika Linda Agum Gumelar dilantik menjadi menteri maka beliau adalah orang Nareh pertama yang menjadi menteri dan ini sangat membanggakan orang di kampung halaman.
Wanita bernama lengkap Linda Amalia Sari ini sekarang menjabat Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang merupakan federasi dari organisasi kemasyarakatan wanita Indonesia, periode 2004-2009.
Dihubungi Hatta Rajasa
Istri mantan Menteri Perhubungan Agum Gumelar ini, turut mengikuti seleksi calon menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Tanpa didampingi suami, Linda Agum Gumelar datang ke kediaman pribadi Presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/10).
Ia mengaku dipanggil Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, bukan Susilo Bambang Yudhoyono atau Wakil Presiden terpilih Boediono.
"Saya dipanggil jam 11.00 malam, Sabtu (17/10). Saya kaget, tapi ikuti saja dulu," terang Linda seusai bertemu SBY-Boediono di kediaman SBY, Minggu.
Pemanggilan menjadi calon menteri ini saat dikonsultasikan dengan sang suami rupanya tak bertepuk sebelah tangan. Agum Gumelar memberi restu atas langkah Linda Agum Gumelar membantu pemerintahan SBY-Boediono. "Saya datang ke sini Pak Agum tahu. Dan kami semua bersyukur," paparnya.
Saat bertemu dengan SBY, Linda menyatakan, pembicaraan dengan SBY dan Boediono berkisar masalah kinerja yang akan diemban dalam lima tahun mendatang. Perihal pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak akan menjadi fokus pekerjaan Linda ketika bersama-sama dalam kabinet SBY-Boediono. Atas pembicaraan tersebut, Linda diperkirakan akan menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
"Presiden memberikan arahan bagaimana bisa meningkatkan pemberdayaan perempuan sebagai mitra kaum pria. Begitu juga perlindungan anak yang perlu ditingkatkan," terangnya.
Anak Keluarga Militer yang Pekerja Keras
Keluarga Linda berlatar belakang militer. Linda adalah anak keempat dari enam bersaudara pasangan Jenderal (Purn) TNI Achmad Tahir, mantan Gubernur AKABRI dan Rooslila Simanjuntak.
Linda aktif sebagai Ketua Kowani, Ketua Dewan Pembina Yayasan Kesehatan Payudara, dan Dewan Pembina Yayasan Onkologi Anak Indonesia.
Sebagai Ketua Kowani sejak 1999, Linda mengetuai sebuah organisasi besar yang menaungi 78 organisasi wanita di seluruh Indonesia, dengan jumlah anggota 30 juta orang lebih.
Linda dituntut kerja keras memperjuangkan nasib perempuan sebagai Ketua Kowani. Menurutnya, masalah perempuan di Indonesia sangatlah kompleks, mulai dari kekerasan, pelecehan, sampai perdagangan perempuan.
Untuk memperjuangkan kaumnya itu, Linda dan organisasinya terus menggalakkan berbagai kegiatan dan pelatihan agar perempuan mempunyai kemandirian secara ekonomi. Sebab menurutnya, terjadinya trafficking karena masalah ekonomi dan minimnya pendidikan. Indonesia merupakan negara Asia yang paling sering terjadi kasus trafficking.
Bersama Kowani, Linda juga memperjuangkan pengesahan Undang-Undang Pornografi. Alasannya, pornografi dan pornoaksi ini berdampak negatif dalam kehidupan masyarakat, termasuk penyebab naiknya kasus perkosaan dan pencabulan.
Linda juga sibuk mengelola sebuah kegiatan besar yang diselenggarakan rutin setiap tahun seperti International Beautiful, Smart and Healthy Women Expo yang akan memasuki tahun kedua.
Sementara, keterlibatan dalam yayasan kanker dilandasi pengalaman pribadinya yang menyedihkan. Nyawa Linda nyaris direnggut kanker.
Kanker ditemukan di tubuhnya di awal tahun 1996, ketika hendak menunaikan ibadah haji.
Benjolan di payudaranya yang tak sakit dan dikira biasa ternyata adalah kanker ganas. Parahnya, kanker itu berada di dua payudaranya.
Dengan melihat kondisi Linda secara menyeluruh, dokter mengatakan harapan hidupnya tinggal 40 persen. Linda pun syok dan sedih. "Kayaknya dunia mau runtuh. Wanita mana yang tidak hancur hatinya manakala divonis umur tinggal sejengkal," kata Linda seperti dimuat di laman Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia.
Namun, Linda tak menyerah begitu saja. Dengan restu sang suami, Agum Gumelar, Linda pergi ke Roterdam, Belanda. Di sana ada sebuah rumah sakit khusus kanker payudara.
Linda terbang ke Belanda pada Bulan Februari 1996. Di negeri 'kincir angin' ini Linda mendapatkan keajaiban-keajaiban yang membuat semangat hidupnya bertambah kuat.
Tiga bulan setelah kedatangannya di negeri Belanda, Linda menjalani operasi kanker payudara. Operasi ini juga mengangkat kelenjar getah bening di ketiak kanan dan kirinya, untuk menghentikan penyebaran sel kanker di tubuhnya.
Sebagai mantan pasien kanker, Linda makin perhatian dengan kesehatannya. Gaya hidup sehat mulai dijalaniya. Makan dengan teratur, banyak mengonsumsi buah dan sayuran dilengkapi dengan sedikit porsi protein hewani serta rutin minum susu, menjadi senjata utamanya untuk tampil fit setiap hari.
Yang tak kalah penting, Linda makin piawai mengontrol pikirannya, menjauhi stres dengan cara selalu berpikir positif. "Dulu saya selalu ingin mendapatkan sesuatu yang bernilai delapan. Pokoknya harus perfect. Sekarang saya tidak ngotot lagi. Dapat nilai enam saya sudah senang. Alhamdulillah dengan cara begitu saya bisa lebih rileks," kata Linda. (kabarinvestigasi/berbagai sumber)
syarafudin pattisahusiwa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
INGIN MENDAPATKAN DOLAR?.........SAYA SUDAH BUKTIKAN!!!!!!!!!!!
Caranya?
Klik semua Iklan PTC Atau Banner di Bawah ini satu persatu, kemudian Daftar....( Gratis Bro ).....Setelah Daftar Log In.....
Setelah Log In........Klik View Ads......Kemudian Klik Link satu per satu....tunggu sebentar.......Setelah paling atas muncul tulisan ( CLICK "9" ) klik angka nomor 9 dan seterusnya.......Dolar sudah kita dapat Bro.....gampang kan?........
Untuk mencairkan Dolar yang sudah kita dapat, kita harus mempunyai rekening PAYPAL. Daftar Paypal disini
Caranya?
Klik semua Iklan PTC Atau Banner di Bawah ini satu persatu, kemudian Daftar....( Gratis Bro ).....Setelah Daftar Log In.....
Setelah Log In........Klik View Ads......Kemudian Klik Link satu per satu....tunggu sebentar.......Setelah paling atas muncul tulisan ( CLICK "9" ) klik angka nomor 9 dan seterusnya.......Dolar sudah kita dapat Bro.....gampang kan?........
Untuk mencairkan Dolar yang sudah kita dapat, kita harus mempunyai rekening PAYPAL. Daftar Paypal disini
No Response to "Menteri Wanita dari Keluarga Achmad Tahir"
Leave A Reply