KabarInvestigasi

Dinas Meteorologi, Iklim dan Geofisika Pusat mengeluarkan peringatan dini kemungkinan cuaca buruk di Papua, Maluku, Sulawesi, Jawa dan Sumatra. .

Taufik Hidayat dari Dinas Informasi Meteorologi Pusat menjelaskan makna peringatan tersebut.

Taufik Hidayat [TH]: Sebelumnya kita kualifikasi dulu. Pertama tentang peringatan dini cuaca, keadaan cuaca di wilayah Indonesia, khususnya di pesisir barat Sumatra, Jawa bagian barat dan tengah. Memang benar, aktivitasnya sedang meningkat dan keadaan hujan dari ringan sampai lebat, terkadang disertai petir, kilat dan angin kencang, yang berlangsung antara satu dan dua jam saja.

Mengenai peringatan dini gelombang laut, itu tidak ada ya. Di wilayah Indonesia masih bervariasi antara dua sampai empat meter. Yang dua sampai tiga meter itu berada di wilayah Mentawai hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan dan juga bagian selatan Jawa. Sedang tiga sampai empat meter hanya berada di Samudra Hindia dan bagian selatan Banten. Sedangkan di wilayat laut di Indonesia bagian tengah sampai bagian Timur gelombang laurnya masih sekitar 0,75 sampai 1,5 meter. Jadi masih normal itu.

Gejala alam
Radio Nederland Wereldomroep [RNW]: Tetapi mengapa kok tiba-tiba ada gelaja alam yang semacam ini?

TH: Untuk cuaca ini bisa juga disebabkan pengaruh tekanan rendah di Samudra Hindia, sebelah barat Sumatra dan juga aktivitas lokal seperti ketika memasuki musim transisi dari musim kemarau ke musim hujan. Jadi kondisi wilayah Indonesia bagian barat ini dipengaruhi perubahan ini.

RNW: Gejala semacam ini apakah selalu timbul setiap tahun, pak, atau hanya insidentil sekali atau sekali-sekali maksud saya?

TH: Ya untuk kejadian seperti ini, biasanya karena faktor lokal yang sangat kuat, sehingga selalu di musim-musim transisi dari musim kemarau ke musim hujan ataupun dari musik hujan ke musik kemarau, selalu terjadi seperti itu seperti pada tahun-tahun sebelumnya.

RNW: Jadi kalau hal itu memang merupakan suatu peringatan kemungkinan terjadinya hal itu, bagaimana yang harus dipersiapkan oleh penduduk. Dapat anda menyinggungnya,pak?

Perlu diwaspadai
TH: Karena kondisi ini cuaca yang dari pagi sampai menjelang siang sangat panas, antara 24 sampai 33 derajat. Namun secara mendadak antara sore dan menjelang malam itu, berpotensi mendatangkan hujan yang cukup deras dan lebat, antara satu sampai dua jam dan disertai angin kencang.

Penduduk harus selalu mewaspadai angin kencang. Karena kondisi pohon-pohon, kondisi perumahan yang kurang begitu baik. Juga petir kilatnya perlu diwaspadai, karena ini masih cukup berpotensi hingga memasuki musim penghujan yang diperkirakan pada bulan November nanti.

RNW: Gejala semacam ini hanya terjadi atau melanda kawasan Indonesia saja, atau juga negeri-negeri lain di kawasan Asia.

TH: Untuk kawasan Asia Tenggara, karena kondisi lintang bujurnya subtropis, untuk musim-musim panca roba hampir sama demikian di wilayah-wilayah Malaysia dan Singapura, tidak jauh dengan Indonesia. Namun di selatan khatulistiwa seperti di pulau Jawa, juga di negara tetangga Timur Leste maupun Papua Nugini itu cuacanya juga tidak jauh berbeda dengan wilayah Indonesia. Biasanya hujannya juga hujan musim transisi yang lebat namun sesaat, dan diselingi petir dan angin kencang, namun berlangsungnya juga hanya dua jam saja.

Masih normal
RNW: Kembali mengenai gelombang tinggi tadi pak. Anda menyebutkan hanya sekitar tiga meter dan empat meter, apakah ini termasuk kategori tidak tinggi?

TH: Untuk jalur penyeberangan antar pulau, misalnya dari pulau Jawa ke pulau Sumatra, masih normal. Masih bisa dilalui kapal ferri. Untuk jalur-jalur penyeberangan yang jauh, kapal-kapal besar juga masih bisa. Yang perlu diwaspadai itu gelombangnya yang bisa mencapai tiga sampai empat meter untuk kita pantau gelombang ini masih antara Samudra Hindia sampai Laut Jawa itu masih sekitar dua sampai dua setengah meter. Tidak terlalu tinggi pak.

Sumber : RNW