KabarInvestigasi

Kabar Investigasi | Banda Aceh.Akhirnya pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Aceh bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), sepakat melaksanakan program terapi dan rehabilitasi terpadu atau One Stop Centre (OCS) bagi korban penyalahgunaan narkoba di Aceh.

Kesepakatan tersebut dibuktikan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur RSJ Aceh, Drs H Saifuddin Abdurrahman SMPH M.Kes dengan Kepala Pusat Terapi dan Rehabilitasi Lakhar BNN Pusat, dr Benny Ardjil SpKJ, di komplek rumah sakit setempat, pada Jumat (12/2).

Direktur RSJ Aceh, Saifuddin Abdurrahman, mengatakan, saat ini pihaknya mencatat sebanyak 90 persen pasien dengan gangguan emosional atau berhubungan erat dengan penggunaan NAPZA jenis canabis (ganja).

"Bagi pasien yang terlibat kasus narkoba, sudah barang tentu membutuhkan perawatan intensif dan melibatkan multidisiplin dan juga ketrampilan,”katanya.

Kata dia, selama ini RSJ Aceh telah melakukan berbagai langkah, terutama terhadap kasus narkoba, diantaranya peningkatan kapasitas tenaga, ruangan, bangsal rawat pasien narkoba, ruang fitness centre/fisiotheraphy sebagai tempat kegiatan bagi pasien kasus narkoba, ujar dia.

Menurut Saifuddin, dengan adanya kerjasama dari pihak BNN, akan menjadikan RSJ Aceh sebagai pioneer pelayanan kesehatan jiwa yang berhubungan dengan kasus-kasus narkoba, tutur Saifuddin.

Sementara Kepala Pusat Terapi dan Rehabilitasi Lakhar BNN Pusat, dr Benny Ardjil SpKJ, menyebutkan, hasil penelitian yang kami lakukan, menunjukkan bahwa jumlah penyalahgunaan narkoba sebesar 1,99 persen dari populasi atau 3,2 sampai dengan 3,6 juta orang.

“Jumlah itu terdiri dari, 26 persen coba pakai, 27 persen teratur pakai, 40 persen pecandu bukan suntik dan 7 persen kalangan pecandu suntik,”sebut Benny.

Masih kata dia, pihaknya juga akan membantu berbagai fasilitas seperti mobil ambulance dan sejumlah peralatan lainnya, termasuk pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di RSJ Aceh tersebut.

“Nah, kerjasama seperti yang dilakukan saat ini bertujuan untuk membantu pemerintah daerah dalam menyadarkan korban narkoba melalui upaya terapi dan rehabilitasi,”tuturnya.

Sambung dia lagi, juga perlunya komunikasi informasi dan edukasi (KIE) bagi korban narkoba dalam upaya pencegahan kekambuhan dan konseling dalam pengurangan dampak buruk akibat penyalahgunaan narkoba.

“Intinya, kita berharap dengan adanya MoU ini, program terapi dan rehabilitasi terpadu di RSJ Aceh dapat didukung oleh semua pihak terkait, supaya berjalan secara maksimal dan sesuai dengan standar yang ditentukan," harap dia menjelaskan.(KI/AFRIZAL)