KabarInvestigasi

Kabarinvestigasi-Aceh Besar.Harapan korban Tsunami asal Pulo Aceh yang direlokasikan ke Kota Jantho Kabupaten Aceh Besar, untuk memperoleh bantuan usaha perdagangan kini mulai terancam macet.

Pasalnya, pihaknya perbankan menolak anggunan jaminan permohonan kredit berupa sertifikat rumah bantuan, yang mengakibatkan sejumlah pengusaha menengah kebawah itu harus menguburkan terlebih dahulu untuk memperoleh bantuan usaha tersebut.

M Rais (48), salah seorang korban Tsunami yang membutuhkan modal usaha dibidang Grosir kelontongannya, di Komplek perumahan Care Kota Jantho, mengungkapkan, pihaknya sangat membutuhkan adanya bantuan dana yang besar.

“Tujuannya untuk mengembangkan usaha kearah yang lebih baik, tapi akibat sertifikat rumah berlabel Permendagri di dalamnya untuk kami jadikan sebagai anggunan di bank ditolaknya secara mentah-mentah”ungkap M Rais penuh kesal.

Sementara, salah seorang petugas kredit pada sebuah bank terkemuka di kota Jantho yang meminta namanya tak dituliskan, mengatakan, sertifikat yang di sandang korban tsunami pada umumnya tidak dapat di jadikan sebagai anggunan untuk diberikan modal usaha.

Alasannya,karna dalam Permendagri tersebut adanya larangan pengalihan selama 10 tahun.Sedangkan, bagi yang telah diterima sebelumnya sudah terlanjur, ujar sumber tadi.

Bupati Aceh Besar, H Bukhari Daud, saat dihubungi wartawan kemarin, mengatakan, hingga kini pihaknya belum dapat memberikan solusi yang tepat terhadap persoalan warga.

“Itu bukan wewenang saya (Bupati), melainkan pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat untuk menjawab permasalahan warga tersebut,“jawab Bupati singkat melalui Handphone genggamnya.(KI/ DAHLAN.ZA)