KabarInvestigasi

Kabarinvestigasi-Banda Aceh.Gubernur Aceh Irwandi Yusuf melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Husni Bahri TOB, secara resmi membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) program Keluarga Berencana Nasional tahun 2010 diaula BKKBN Aceh, Selasa (9/3) kemarin.

Kata Sekda, hingga kini program kependudukan dan KB juga menghadapi berbagai masalah semestinya diselesaikan.Masih tingginya angka kematian ibu melahirkan misalnya, yaitu sebesar 228/100 ribu kelahiran hidup.

“Kasus tersebut disebabkan berbagai hal, seperti pendarahan, infeksi jalan lahir, ekslamsi atau pre-ekslamasi, penanganan medis yang terlambat dan sebab-sebab lainnya,”ujar Sekda.

Ia menyebutkan, dugaan sementara penyebab kisah tak elok itu antaralain dikarenakan masih rendahnya tingkat kesejahteraan keluarga.Sebab, ketidak mampuan mereka (Ibu Melahirkan) untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang memadai.

“Dengan kata lain, pelaksanaan program KB di Aceh kedepan harus dilakukan dengan sejumlah inovasi, improvisasi dan kreativitas sesuai kebutuhan situasi daerah dan kearifan lakal,”sebut dia.

Ditegaskan Husni, atas program KB Nasional yang saat ini telah menunjukkan hasil membaik, namun jangan pula kedepan pelaksanaannya justeru menjadi asal-asalan untuk menghabiskan anggaran.

“Memang pada dasarnya program KB Nasional sudah membaik, akan tetapi alangkah lebih bagusnya lagi apabila penerapannya disesuaikan dengan kondisi obyektif dilapangan,”tegas Husni.

Lanjut Sekda, perhatian BKKBN pusat semakin tinggi, hal ini dapat dilihat dari pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap program KB untuk seluruh Kabupaten/Kota sejak 2008 hingga 2010.

“Pengalokasian Dak itu terus meningkat hingga merata untuk 23 Kabupaten/Kota, ini bertujuan guna mencapai kualitas dan kuantitas kependudukan serta sasaran RPJMN 2004-2009 di Aceh,”lanjut Sekda.

Sambung dia lagi, revitalisasi program KB menjadi salah satu prioritas pembangunan yang prorakyat.Hal ini juga telah tertuang dalam rapat kabinet gubernur di Cipanas pada 3 Februari lalu.

Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Nasrullah Jakfar, dalam laporan singkatnya mengatakan, hingga kini peserta KB yang aktif sejak tahun 2009 telah dicapai sebanyak 558.237 pasangan.

“Sedangkan peserta yang baru ikut KB sebanyak 179.351 pasangan atau 123,56 persen dari Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) dari PB yang ditetapkan 145.148 pasangan,”katanya.

Kata Nasrul, diantara indikator keberhasilan pengendalian penduduk yaitu total angka kelahiran (TFR).Berdasarkan SDKI tahun 2007 lalu, TFR provinsi Aceh naik menjadi 3,1 dari 3,0 pada SDKI 1997 silam.

“Berarti selama 10 tahun terakhir tidak terjadi penurunan angka TFR, padahal pada akhir RPJMN 2009 diharapkan secara nasional angka tersebut mampu menjadi 2,2,”imbuh Nasrul.

Menurut dia, hal itu antaralain disebabkan pelayanan KB dikabupaten/kota pasca otonomi daerah cenderung melemah.Alasannya, sebagiannya belum menetapkan program tersebut sebagai isu strategis dalam pengendalian pertumbuhan penduduk dan pemenuhan hak-hak reproduksi.

“Padahal, program Keluarga Berencana adalah investasi yang mendukung peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan pembangunan ekonomi,”ketus Nasrul.(KI/AFRIZAL)