KabarInvestigasi

Ada warga ngutang dulu

Pati-Meski pencairan Bantuan Langsung Tunai di Kabupaten Pati tidak dilakukan secara serentak, namun penerima kartu Bantuan Langsung Tunai akan mendapatkan pelayanan pembayaran dari PT POS Indonesia Cabang Pati dan Kantor Pos-Kantor Pos Pembantu Kecamatan se kabupaten pati. Hal tersebut dilakukan ungkap Koordinator Pembayaran BLT PT POS Cabang Pati Dwi Putro Budi Wibowo ketika ditemui BMT di ruang kantornya, karena PT POS cabang Pati menemui kendala keterbatasan tenaga yang menangani penyaluran BLT.

Penerima BLT kepada RTS ( Rumah tangga Sasaran ) dikabupaten Pati sebanyak 12.303, sesuai kartu BLT yang kami distribusikan ke desa dengan melibatkan aparat Kecamatan. Penerima BLT tahun ini sama dengan jumlah penerima BLT pada tahun 2005 lalu, sebab data lama masih digunakan dalam pencairan BLT tahun ini.

Dalam hal ini Kantor Pos hanya sebagai juru bayar saja dan membuat jadual pencairan BLT dari masing-masing desa. Penerima BLT akan dilayani di Kantor Pos-Kantor Pos Pembantu di 15 kecamatan dan Kantor Pos cabang Pati Jl Sudirman Pati, sedangkan seperti desa diwilayah kecamatan, Tambakromo, Batangan, Pucakwangi, Jakenan hari Minggu tanggal 27 Juli 2008 untuk Kecamatan Trangkil hari Sabtu tanggal 26 Juli 2008. Untuk mengantisipasi kesemwrawutan saat pencairan kami melibatkan TNI, Polri untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Budi Wibowo mengatakan teknis pencairan BLT tahun ini masih sama dengan tahun tahun sebelumnya, hanya saja dalam pembagian kuponnya kantor Pos langsung menyerahkannya kepada pemerintah desa melalui Kecamatan, kemudian desa menyerahkan kepada RW dan RT baru ke rumah Tangga Sasaran ( RTS )
Diingatkan untuk kelancaran pencairan Bantuan Langsung Tunai bagi RTS yang mencairkan BLT diharapkan membawa kupon dan kartu aslinya, serta membawa KTP atau bukti diri.

Pencairannya harus oleh pihak yang bersangkutan, tidak boleh diwakilkan.
Sutamat (35) warga desa wedarijaksa mengaku Alhamdulillah masih mendapatkan BLT tahun ini meski hanya Rp100.000 sebulan, namun kucuran dana itu akan bermanfaat bagi keluarganya. “Dengan dana itu saya bisa membayar uang daftar ulang anak saya yang sekolah di MTs” ujarnya.

Maklum pekerjaan saya sehari-hari sebagai tenaga buruh di Pabrik Tapioka di ds Ngemplak Margoyoso dan istri jualan makanan kecil di pasar untuk mengidupi tiga anak, yang anak pertama sekolah di MTS, anak kedua di SD klas 6, anak ketiga di Taman kanak-kanak.

Meski belum saya cairkan di Kantor Pos karena kebutuhan mendesak untuk daftar ulang anak sekolah terpaksa saya pinjam uang kepada orang lain, dengan cadangan pencairan BLT. Sebelumnya dia merasa kawatir tidak mendapatkan BLT tahun ini ketika kenaikan BBM berlangsung , pasalnya sebelum memdapatkan kupon BLT tahun ini, dia didatangi perangkat Pembina dengan mengutarakan bahwa untuk tahun ini tidak mendapatkan BLT dengan dalih tidak memenuhi syarat mendapatkan BLT, ketika ada pendataan ulang warga miskin. “namun Tuhan masih melihat dan tahun ini saya masih mendapatkan BLT, karena yang digunakan data tahun 2005”. ujarnya

Lain halnya dengan desa Kajar kecamatan Trangkil yang mendapat kupon BLT kepada 500 Rumah Tangga Sasaran. Didesa yang mempunyai wilayah 24 RT dari 5 RW itu ada keinginan yang iklas dari beberapa penerima BLT untuk menyerahkan BLT itu kepada yang berhak menerima. Pasalnya dia setiap bulannya sudah mendapat dana Pensiun.

Dasar itu oleh Kepala desa kajar digunakan untuk membentuk tim 5 terdiri dari Ketua RT/RW, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, BPD dan LPMD untuk memverivikasi kepada warga yang legowo tidak mau menerima BLT. Dari 500 RTS kata Sudarno Kades Kajar, setelah diverivikasi terhitung ada 37 RTS yang diajukan untuk ganti nama dengan dilengkapi berita acara untuk dikirim ke Kantor Kecamatan. “ Ke 37 RTS yang diajukan ganti nama pencairannya diperkirakan bulan agustus.’” Jelasnya.