Senin, 07 September 2009
Pembuat Lukisan Dengan Bahan Dasar Tulang Daun Sirsak, Seniwati Pati, Catatkan Diri Di MURI
Posted on 9/07/2009 07:06:00 AM by Admin

KabarInvestigasi-(Pati, Kota).Satu lagi warga Pati menorehkan kreatifitasnya di Museum Rekor Duni Indonesia [MURI], sebagai pembuat lukisan dengan bahan dasar tulang daun sirsak. Karya lukis tersebut, telah tercatat di MURI, pada tanggal 27 Agustus 2009 lalu.
Seorang seniwati lukis asal Tayu, Ratna Septi Anggraheni berusia 42 tahun ini lah yang telah mengharumkan Kabupaten Pati, dengan mencatatkan namanya di MURI. Dewan Pertimbanga MURI menetapkannya sebagai “Pembuat Lukisan Dengan Bahan Dasar Dari Tulang Daun Sirsak”, pada tanggal 27 Agustus 2009.
Menurut Ratna Septi Anggraheni, untuk membuat lukisan itu, harus terlebih dulu membuat tulang daun sirsak, selama satu setengah bulan yang diredam dengan air comberan, untuk menghilangkan clorofylnya Kemudian diputihkan dengan mencuci di larutan asam dioksida (H2O2).
“Kalau sudah itu kita warnai, kemudian kita lem satu persatu. Lalu kita bikin gambar sesuai yang kita inginkan, seperti pemandangan atau binatang. Jadi idenya kita bikin dulu, baru pernik-perniknya kita bikin satu persatu. Seperti kembang, daun kita bikin detail mirip seperti aslinya, termasuk perwarnaannya itu.”, jelasnya.
Setiap satu lukisan beraliran dekoratif tersebut, kata Ratna Septi Hanggraeni, dapat diselesaikan dalam waktu satu setengah bulan, kalau semua bahannya sudah siap. Untuk satu lukisannya itu, Ratna Septi Hanggraeni mematok harga Rp. 15juta, karena tingkat kesulitan yang tinggi, dan menggunakan bahan alami.
Soal penggunaan daun sirsak sebagai bahan dasar lukisannya itu, kata Alumnus IKIP Malang Fakultas Seni Rupa ini, karena tulang daun sirsak memiliki ketahanan dan penyerapan warna yang lama. “Banyak sebetulnya pilihan untuk bahan lukisan ini, cuma untuk kekuatan, tahan lama, unik juga, yang jelas itu saya pilih daun ini. Lagi pula ini mainan saya waktu saya masih SD dulu. Dulu waktu kita bikin prakarya seringnya itu sukanya bikin kembang dari daun ini juga. Dulu memang yang ngajari guru-guru kita, dan sampai sekarang masih ada itu.”, jelas Ratna Septi Hanggraeni.
Meski berhasil mencatatkan diri dan mengangkat nama Kabupaten Pati ketingkat nasional melalui Museum Rekor Dunia Indonesia [MURI], tapi Ratna Septi Hanggraeni mengaku kekurangan dana, untuk mempublikasinya karyanya ke media, seperti yang diminta pihak MURI. Untuk saat ini, dia masih berharap banyak ke Pemkab Pati menjadi sponsornya.Untuk mempublikasikan karyanya, dan mengurus hak karya ciptanya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Republik Indonesia, untuk menghindari pembajakan.[KI/Agus PAS]
Menurut Ratna Septi Anggraheni, untuk membuat lukisan itu, harus terlebih dulu membuat tulang daun sirsak, selama satu setengah bulan yang diredam dengan air comberan, untuk menghilangkan clorofylnya Kemudian diputihkan dengan mencuci di larutan asam dioksida (H2O2).
“Kalau sudah itu kita warnai, kemudian kita lem satu persatu. Lalu kita bikin gambar sesuai yang kita inginkan, seperti pemandangan atau binatang. Jadi idenya kita bikin dulu, baru pernik-perniknya kita bikin satu persatu. Seperti kembang, daun kita bikin detail mirip seperti aslinya, termasuk perwarnaannya itu.”, jelasnya.
Setiap satu lukisan beraliran dekoratif tersebut, kata Ratna Septi Hanggraeni, dapat diselesaikan dalam waktu satu setengah bulan, kalau semua bahannya sudah siap. Untuk satu lukisannya itu, Ratna Septi Hanggraeni mematok harga Rp. 15juta, karena tingkat kesulitan yang tinggi, dan menggunakan bahan alami.
Soal penggunaan daun sirsak sebagai bahan dasar lukisannya itu, kata Alumnus IKIP Malang Fakultas Seni Rupa ini, karena tulang daun sirsak memiliki ketahanan dan penyerapan warna yang lama. “Banyak sebetulnya pilihan untuk bahan lukisan ini, cuma untuk kekuatan, tahan lama, unik juga, yang jelas itu saya pilih daun ini. Lagi pula ini mainan saya waktu saya masih SD dulu. Dulu waktu kita bikin prakarya seringnya itu sukanya bikin kembang dari daun ini juga. Dulu memang yang ngajari guru-guru kita, dan sampai sekarang masih ada itu.”, jelas Ratna Septi Hanggraeni.
Meski berhasil mencatatkan diri dan mengangkat nama Kabupaten Pati ketingkat nasional melalui Museum Rekor Dunia Indonesia [MURI], tapi Ratna Septi Hanggraeni mengaku kekurangan dana, untuk mempublikasinya karyanya ke media, seperti yang diminta pihak MURI. Untuk saat ini, dia masih berharap banyak ke Pemkab Pati menjadi sponsornya.Untuk mempublikasikan karyanya, dan mengurus hak karya ciptanya ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Republik Indonesia, untuk menghindari pembajakan.[KI/Agus PAS]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
INGIN MENDAPATKAN DOLAR?.........SAYA SUDAH BUKTIKAN!!!!!!!!!!!
Caranya?
Klik semua Iklan PTC Atau Banner di Bawah ini satu persatu, kemudian Daftar....( Gratis Bro ).....Setelah Daftar Log In.....
Setelah Log In........Klik View Ads......Kemudian Klik Link satu per satu....tunggu sebentar.......Setelah paling atas muncul tulisan ( CLICK "9" ) klik angka nomor 9 dan seterusnya.......Dolar sudah kita dapat Bro.....gampang kan?........
Untuk mencairkan Dolar yang sudah kita dapat, kita harus mempunyai rekening PAYPAL. Daftar Paypal disini
Caranya?
Klik semua Iklan PTC Atau Banner di Bawah ini satu persatu, kemudian Daftar....( Gratis Bro ).....Setelah Daftar Log In.....
Setelah Log In........Klik View Ads......Kemudian Klik Link satu per satu....tunggu sebentar.......Setelah paling atas muncul tulisan ( CLICK "9" ) klik angka nomor 9 dan seterusnya.......Dolar sudah kita dapat Bro.....gampang kan?........
Untuk mencairkan Dolar yang sudah kita dapat, kita harus mempunyai rekening PAYPAL. Daftar Paypal disini







No Response to "Pembuat Lukisan Dengan Bahan Dasar Tulang Daun Sirsak, Seniwati Pati, Catatkan Diri Di MURI"
Leave A Reply