Sabtu, 03 Oktober 2009
Bursa Calon Ketua MPR Condong Ke Taufik
Posted on 10/03/2009 08:23:00 AM by Admin
KabarInvestigasi – Jakarta. Indonesia sudah memiliki Ketua DPR dan DPD yang baru untuk periode 2009-2014. Namun, belum diketahui siapa yang akan memimpin lembaga tertinggi negara, yakni Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Hingga kini, dua nama yang kerap disebut layak memimpin adalah politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga Ketua MPR saat ini, Hidayat Nurwahid, dan politisi PDI Perjuangan yang juga suami Megawati Soekarnoputeri, Taufik Kiemas.
Menurut pengamat politik sekaligus peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi, Taufik Kiemas terbilang telih memiliki peluang daripada Hidayat. Pasalnya, Hidayat dinilai gagal mengemban ideologi Pancasila.
"Ini pertarungan Islam-Nasionalis. Saya pikir Taufik akan lebih berpeluang karena ideologinya bisa diterima banyak kalangan," ujar Burhan.
Selain itu, Partai Demokrat selaku pemenang dalam Pileg juga cenderung akan mendukung Taufik untuk menciptakan politik balas budi. Demokrat akan mendukung Taufik dengan harapan PDIP tidak terlalu kritis dalam pemerintahan mendatang.
"Tapi itu juga memiliki resiko. Belum tentu PDIP merasa punya hutang budi. Jika itu terjadi, Demokrat keliru melakukan kalkulasi politik," pungkasnya.
Sebelumnya, Taufiq Kiemas merupakan salah satu nama yang paling mencuat dalam bursa calon Ketua MPR. Namun jika tidak ada kesepakatan antara Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dan Partai Demokrat, Taufiq Kiemas bisa digeser oleh Ginanjar Kartasasmita.
"Koalisi kemungkinan hanya untuk mendukung Taufiq jadi Ketua DPR tapi mungkin juga koalisinya permanen," ujar pengamat politik Bima Arya dalam diskusi di Jakarta.
Namun masih ada kemungkinan lain. Menurut Bima, Hidayat Nurwahid juga masih memiliki peluang yang cukup besar.
"Jika SBY mau Hidayat, berarti untuk mengamankan koalisi," imbuhnya.
Seperti diketahui, berdasarkan uji materi Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 oleh Mahkamah Konstitusi (MK), anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akhirnya bisa ikut memperebutkan kursi Ketua MPR. Proses pemilihannya pun dilakukan dalam rapat paripurna MPR, bukan di rapat paripurna DPD dan DPR. Sebelumnya, posisi Ketaua MPR hanya diberikan kepada anggota DPR.
Sementara itu, dukungan terhadap Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Taufik Kiemas sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat kian menguat.
Koalisi besar untuk menggolkan Kiemas sebagai ketua sudah terbentuk melalui lobi intensif Kamis malam. Koalisi itu terdiri-dari Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI Perjuangan, PKS, PPP, PAN, dan PKB.
Satu-satunya partai pendukung pemerintah yang belum bergabung dengan koalisi adalah PKS. "Insya allah PKS bersama kita," ujar Ketua Fraksi PKB Marwan Ja'far, di Press Room DPR.
Secara resmi koalisi ini belum mengumumkan ihwal dukungan kepada Kiemas. "Auranya Taufik Kiemas yang akan didukung tapi belum dapat konfirmasi dari fraksi yang bersangkutan," kata Marwan.
Sebagai kompensasi dukungan kepada Taufik, PKB akan mengajukan calon wakil ketua MPR. Dengan demikian, komposisi pimpinan MPR menjadi 4 dari DPR banding 1 dari DPD.
Terkait niat PKS mengajukan Hidayat Nur Wahid sebagai Ketua MPR, Marwan mengingatkan adanya kesepakatan awal di antara partai koalisi pendukung yang mengusung calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Salah satu diambil kalau sudah pimpinan di DPR tidak mengambil di MPR," ujarnya merujuk pada PKS yang telah menempatkan Sekjennya Anis Matta sebagai wakil ketua DPR.
Dibatalkannya ketentuan mengenai komposisi pimpinan MPR oleh Mahkamah Konstitusi (MK) berdasarkan permohonan DPD justru menjadi berkah bagi PPP dan PKB. Sebab, mereka yang belum mendapat jatah kursi pimpinan DPR bisa mendapat gantinya di MPR dengan dukungan koalisi besar.
Seperti diberitakan, Taufik Kiemas akan diajukan satu paket dengan Hajriyanto Thohari dari Golkar dan Lukman Hakin Syaifuudin wakil PPP. Adapun nama yang disebut-sebut dari PKB salah satunya adalah Ida Fauziah. (KI/SM)
Menurut pengamat politik sekaligus peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanudin Muhtadi, Taufik Kiemas terbilang telih memiliki peluang daripada Hidayat. Pasalnya, Hidayat dinilai gagal mengemban ideologi Pancasila.
"Ini pertarungan Islam-Nasionalis. Saya pikir Taufik akan lebih berpeluang karena ideologinya bisa diterima banyak kalangan," ujar Burhan.
Selain itu, Partai Demokrat selaku pemenang dalam Pileg juga cenderung akan mendukung Taufik untuk menciptakan politik balas budi. Demokrat akan mendukung Taufik dengan harapan PDIP tidak terlalu kritis dalam pemerintahan mendatang.
"Tapi itu juga memiliki resiko. Belum tentu PDIP merasa punya hutang budi. Jika itu terjadi, Demokrat keliru melakukan kalkulasi politik," pungkasnya.
Sebelumnya, Taufiq Kiemas merupakan salah satu nama yang paling mencuat dalam bursa calon Ketua MPR. Namun jika tidak ada kesepakatan antara Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan dan Partai Demokrat, Taufiq Kiemas bisa digeser oleh Ginanjar Kartasasmita.
"Koalisi kemungkinan hanya untuk mendukung Taufiq jadi Ketua DPR tapi mungkin juga koalisinya permanen," ujar pengamat politik Bima Arya dalam diskusi di Jakarta.
Namun masih ada kemungkinan lain. Menurut Bima, Hidayat Nurwahid juga masih memiliki peluang yang cukup besar.
"Jika SBY mau Hidayat, berarti untuk mengamankan koalisi," imbuhnya.
Seperti diketahui, berdasarkan uji materi Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 oleh Mahkamah Konstitusi (MK), anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) akhirnya bisa ikut memperebutkan kursi Ketua MPR. Proses pemilihannya pun dilakukan dalam rapat paripurna MPR, bukan di rapat paripurna DPD dan DPR. Sebelumnya, posisi Ketaua MPR hanya diberikan kepada anggota DPR.
Sementara itu, dukungan terhadap Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Taufik Kiemas sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat kian menguat.
Koalisi besar untuk menggolkan Kiemas sebagai ketua sudah terbentuk melalui lobi intensif Kamis malam. Koalisi itu terdiri-dari Partai Demokrat, Partai Golkar, PDI Perjuangan, PKS, PPP, PAN, dan PKB.
Satu-satunya partai pendukung pemerintah yang belum bergabung dengan koalisi adalah PKS. "Insya allah PKS bersama kita," ujar Ketua Fraksi PKB Marwan Ja'far, di Press Room DPR.
Secara resmi koalisi ini belum mengumumkan ihwal dukungan kepada Kiemas. "Auranya Taufik Kiemas yang akan didukung tapi belum dapat konfirmasi dari fraksi yang bersangkutan," kata Marwan.
Sebagai kompensasi dukungan kepada Taufik, PKB akan mengajukan calon wakil ketua MPR. Dengan demikian, komposisi pimpinan MPR menjadi 4 dari DPR banding 1 dari DPD.
Terkait niat PKS mengajukan Hidayat Nur Wahid sebagai Ketua MPR, Marwan mengingatkan adanya kesepakatan awal di antara partai koalisi pendukung yang mengusung calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Salah satu diambil kalau sudah pimpinan di DPR tidak mengambil di MPR," ujarnya merujuk pada PKS yang telah menempatkan Sekjennya Anis Matta sebagai wakil ketua DPR.
Dibatalkannya ketentuan mengenai komposisi pimpinan MPR oleh Mahkamah Konstitusi (MK) berdasarkan permohonan DPD justru menjadi berkah bagi PPP dan PKB. Sebab, mereka yang belum mendapat jatah kursi pimpinan DPR bisa mendapat gantinya di MPR dengan dukungan koalisi besar.
Seperti diberitakan, Taufik Kiemas akan diajukan satu paket dengan Hajriyanto Thohari dari Golkar dan Lukman Hakin Syaifuudin wakil PPP. Adapun nama yang disebut-sebut dari PKB salah satunya adalah Ida Fauziah. (KI/SM)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Bursa Calon Ketua MPR Condong Ke Taufik"
Leave A Reply