Rabu, 04 November 2009
Pengembangan Blok Masela Pakai Kilang LNG Terapung
Posted on 11/04/2009 08:49:00 PM by Kabarinvestigasi
KabarInvestigasi – Jakarta. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menggunakan kilang LNG Terapung (Floating LNG Plant) untuk pengembangan Blok Masela. LNG Terapung tersebut akan ditempatkan di lepas pantai Laut Arafura.
Berdasarkan publikasi BP Migas yang dikutip Kamis (5/11) menyebutkan, Inpex Masela merencanakan untuk mengembangkan lapangan gas abadi yang berlokasi di Lepas Pantai Laut Arafura, pada kedalaman laut berkisar antara 400 sampai 800 meter sekitar 150 km barat daya saumlaki, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.
"Gas dari lapangan Abadi akan dialirkan dan diproses menjadi LNG di Kilang LNG Terapung (Floating LNG Plant) yang akan ditempatkan di lepas pantai Laut Arafura," kata publikasi itu.
Produksi lapangan Gas Abadi diperkirakan maksimal sekitar 4,5 million tons per annum) LNG dan 130.000 bpd (barel perday) kondesat. LNG yang diproduksi di Kilang LNG Terapung akan langsung dikirim ke pembeli dengan kapal Tangki LNG.
Untuk mendukung operasi kilang LNG Terapung, Inpex merencanakan untuk membangun sebuah logistics base di Pulau Yamdena yang akan terdiri dari Material Supply Base dan Crew Change Base.
Hal ini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Dirjen Migas Evita Herawati Legowo. Ia menyatakan pemerintah baru akan membuka tender konsultan independen yang akan mengkaji proyek pembangunan kilang LNG di Blok Masela.
"Beauty contest-nya ditargetkan akhir tahun ini selesai," ujar Dirjen Migas Evita Herawati Legowo di Hotel Manhattan, Jalan DR Satrio, Jakarta, Rabu (28/10) lalu.
Evita menyatakan dengan penunjukan konsultan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah agar bisa mengambil keputusan yang terbaik. Saat ini ia dan timnya sedang menyusun Term Of Reference (TOR) sebelum tender itu dibuka.
"Kita akan menunjuk konsultan untuk memberi masukan kepada pemerintah baiknya LNG plant tersebut dibangun dimana, dasar laut, floating atau di darat," jelas Evita.
Menurut dia, alasan pemerintah menunjuk konsultan indepent mengingat proyek LNG Masela merupakan mega proyek sehingga butuh persiapan yang matang dan proses kajian yang lebih mendalam.
"Untuk memastikan kita saja. Ini kan proyek besar, jadi kalau tidak dibantu kajian lain, gamang," ungkapnya.
Dengan belum adanya hasil kajian dari Independen konsultan, imbuh Evita, maka rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Masela masih belum bisa diselesai tahun ini.
"Sepertinya tidak akan selesai tahun ini karena harus pakai independen consultan," ungkap Evita akhir Oktober lalu.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh tidak memberikan jawaban dan malah meminta detikFinance mengkonfirmasi ke Dirjen Migas.
"Silahkan ditanyakan dulu ke Dirjen Migas," ujar Darwin dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Kamis (5/11). (KI/SP/DTC)
Berdasarkan publikasi BP Migas yang dikutip Kamis (5/11) menyebutkan, Inpex Masela merencanakan untuk mengembangkan lapangan gas abadi yang berlokasi di Lepas Pantai Laut Arafura, pada kedalaman laut berkisar antara 400 sampai 800 meter sekitar 150 km barat daya saumlaki, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.
"Gas dari lapangan Abadi akan dialirkan dan diproses menjadi LNG di Kilang LNG Terapung (Floating LNG Plant) yang akan ditempatkan di lepas pantai Laut Arafura," kata publikasi itu.
Produksi lapangan Gas Abadi diperkirakan maksimal sekitar 4,5 million tons per annum) LNG dan 130.000 bpd (barel perday) kondesat. LNG yang diproduksi di Kilang LNG Terapung akan langsung dikirim ke pembeli dengan kapal Tangki LNG.
Untuk mendukung operasi kilang LNG Terapung, Inpex merencanakan untuk membangun sebuah logistics base di Pulau Yamdena yang akan terdiri dari Material Supply Base dan Crew Change Base.
Hal ini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan Dirjen Migas Evita Herawati Legowo. Ia menyatakan pemerintah baru akan membuka tender konsultan independen yang akan mengkaji proyek pembangunan kilang LNG di Blok Masela.
"Beauty contest-nya ditargetkan akhir tahun ini selesai," ujar Dirjen Migas Evita Herawati Legowo di Hotel Manhattan, Jalan DR Satrio, Jakarta, Rabu (28/10) lalu.
Evita menyatakan dengan penunjukan konsultan ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah agar bisa mengambil keputusan yang terbaik. Saat ini ia dan timnya sedang menyusun Term Of Reference (TOR) sebelum tender itu dibuka.
"Kita akan menunjuk konsultan untuk memberi masukan kepada pemerintah baiknya LNG plant tersebut dibangun dimana, dasar laut, floating atau di darat," jelas Evita.
Menurut dia, alasan pemerintah menunjuk konsultan indepent mengingat proyek LNG Masela merupakan mega proyek sehingga butuh persiapan yang matang dan proses kajian yang lebih mendalam.
"Untuk memastikan kita saja. Ini kan proyek besar, jadi kalau tidak dibantu kajian lain, gamang," ungkapnya.
Dengan belum adanya hasil kajian dari Independen konsultan, imbuh Evita, maka rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) Blok Masela masih belum bisa diselesai tahun ini.
"Sepertinya tidak akan selesai tahun ini karena harus pakai independen consultan," ungkap Evita akhir Oktober lalu.
Sementara itu, saat dikonfirmasi Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh tidak memberikan jawaban dan malah meminta detikFinance mengkonfirmasi ke Dirjen Migas.
"Silahkan ditanyakan dulu ke Dirjen Migas," ujar Darwin dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Kamis (5/11). (KI/SP/DTC)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Pengembangan Blok Masela Pakai Kilang LNG Terapung"
Leave A Reply