KabarInvestigasi

“Selama ini dokter spesialis tetap di RSIA hanya dua orang yang dimiliki, yakni dari kebidanan dan Anak masing-masing satu orang.Dan, ada juga kerjasama dengan pihak kedokteran Unsyiah Banda Aceh,”kata Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Provinsi Aceh, Rusdi Andid, kepada wartawan, kemarin di Banda Aceh.

Kata dia, dalam menangani krisis sumbedaya manusia (SDM) dirumah sakit yang saat ini mengantongi tipe B khusus Ibu dan Anak, pihaknya melakukan berbagai pembinaan melalui pelatihan kepada tenaga medis dijajarannya itu.

“Intinya, mereka tenaga medis tersebut harus bisa terampil, sebab jika tidak perawat itu hanya mampu melayani rawat jalan ditingkat pertama, dan sekarang sudah menjadi tingkat lanjut,”ujarnya.

Bahkan, sambung dia lagi, pada tahun 2009 lalu pihaknya juga telah memasukkan program terhadap peningkatan SDM yang tenaga medisnya dari perawat ICU guna mengisi kebutuhan dibagian operasi.

“Perawat tersebut dikirimkan untuk menjalani proses magang diluar negeri, yang sumber dananya dibiayai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) dan juga dari Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) saat itu,”jelas dia.

Menurut dia, hadirnya rumah sakit daerah itu sangat membantu kebutuhan masyarakat Aceh, seperti halnya ketika pasien harus menjalani operasi, baiayanya hanya sekitar dibawah Rp 1 juta.

“Jika pasien menjalani bedah dirumah sakit swasta, mungkin biayanya lebih besar mencapai puluhan juta.Tapi, saat opersi tersebut dilakukan dirumah sakit pemerintah hanya dibawah Rp1 juta,”tutur dia.(KI/AFRIZAL)