Tujuan terhadap Visit Year itu, yakni mulai untuk mendongkrak nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD), membangkitkan perekonomian melalui membukanya lapangan kerja, guna menurunkan angka kemiskinan.
Sekilas kebelakang terhadap program itu, mengingat masih banyaknya potensi PAD yang belum tergali secara maksimal.Maka, perlunya upaya kreatif dari Pemko yang harus berkelanjutan mengembangkan pariwisata dalam menyukseskan Visit Banda Aceh Year 2011.
Dalam bidang pa
riwisata dikota Banda Aceh, telah rampung dibangun sejumlah sarana maupun prasarana wisata, antara lain Museum Tsunami, Kapal PLTD Apung, taman Edukasi Tsunami, taman Thanks The World di lapangan Blang Padang, Revitalisasi Taman Putroe Phang dan taman Sari.
Bahkan, juga dilakukan perbaikan situs-situs sejarah dan Tsunami Water Front City, taman kota wisata kuliner dan taman Bustanus Salatin di sepanjang bantaran Krueng Aceh, serta penyediaan fasilitas olahraga lapangan golf.
Disektor infrastuktur lainnya Pemko Banda Aceh telah membangun dan merehab jalan dan jembatan yang meliputi seluruh wilayah kota, seperti halnya pembangunan terminal bus terpadu, terminal mobil barang, pembangunan kembali pelabuhan Ulee Lheue pasca bencana gempa dan Tsunami dan perbaikan jaringan air minum yang tersebar di sembilan wilayah kecamatan meskipun masih belum sempurna.
Guna mengatasi rawan banjir dan genangan air pada saat musim hujan yang melanda kota tua itu, telah dibangun beberapa rumah pompa dan drainase pelaksanaannya sejak tahun 2007 lalu melalui bantuan hibah dari JICS dan muslim AID.
Walikota Banda Aceh, Mawardy Nurdin, menyatakan, pihaknya kini sedang berupay
a dan terus berbenah diri guna menyambut dan mensukseskan visit Banda Aceh Year 2011 antara lain dengan membangun prasarana dan sarana wisata yang relatif memadai serta didukung infrastuktur dasar lainnya.
“Saya berkomitmen untuk memajukan kota Banda Aceh, karena ini merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan nilai PAD, terutama dalam bidang pariwisata.Serta, untuk mensukseskan Visit Year 2011 nanti,”kata Mawardi Nurdin.
Kata Walikota Mawardy, pada pelaksanaan program pemerintahan dan untuk meningkatkan kinerja, dibutuhkan kebijakan dan manejemen strategis, yang merupakan salah satu wujud keseriusan dalam mengimplementasikan penyelenggaraan birokrasinya itu.
“Dengan kata lain, ikut melaksanakan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan serta upaya meningka
tkan pelayanan publik secara optimal dan ini sangat penting dilakukan,”ujar Walikota Mawardy.
Walikota menyebutkan, secara fokus kinerja pemerintahan akan langsung berkaitan dengan permasalahan umum yang dihadapi Pemerintah Kota Banda Aceh, terutama dalam peningkatan ekonomi masyarakat dengan pencapaian Visi Kota Banda Aceh, namun dengan tidak mengabaikan hal-hal lain yang relevan.
“Namun, masih banyak tantangan dan permasalahan kota yang harus dibenahi. Isu-isu strategis perkotaan seperti kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, kesiapan program pariwisata islami, serta dalam peningkatan PAD,”sebut dia.
Masih kata Mawardy, saat ini angka kemiskinan di Kota Banda Aceh tercatat 9,56% di tahun 2008, yang diperkirakan akibat meningkatnya problema pengangguran dan inflasi.
“Untuk itu perlu kebijakan dan perhatian khusus, sebab, masalah pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi salah satu isu strategis yang perlu segera diatasi secara dini,”papar Mawardy.
Ia menyebutkan, 805 tahun adalah sebuah usia yang sudah sangat tua, hampir sama dengan usia sebuah imperium kekhalifahan Bani Umayyah di Cordova Spanyol yang terkenal dengan Panglimanya Thariq bin Ziyad pada ratusan abad yang lampau, atau melebihi masa kegelapan dunia setelah masa Kenabian Isa Al-Masih pada abad-abad kegelapan yang berlangsung hampir 600 tahun.
“Kota Banda Aceh yang dulunya bernama Bandar Aceh Darussalam dalam sejarahnya telah mengukir relik-relik kemajuan sehingga Banda Aceh telah menjadi Kota Tamaddun di kawasan Asia Tenggara,”sebut Mawardy.
Sambung Mawardy lagi, memperingati Hari Ulang Tahun Kota Banda Aceh yang kita lakukan pada setiap tahunnya bukanlah sekedar acara seremonial rutinitas belaka, tetapi peringatan ini dilakukan tentu dimaknai sebagai renungan kontemplatif nilai dan
kearifan sejarah yang pernah dimiliki Kota ini.
“Sebab, kita sadar bahwa masa kini adalah kelanjutan dari masa lalu dan masa kini menjadi sejarah untuk masa yang akan datang.Karena itulah maka setiap peringatan (annivesary) hari jadi selalu dijadikan momentum untuk memberi semangat, inspirasi dan pencerdasan guna melahirkan inovasi, kreatifitas untuk dijadikan pilar dalam pengembangan Kota Banda Aceh masa yang akan datang,”sambung Walikota Mawardy.
Sementara Ketua DPRK Banda Aceh, Yudhi Kurnia, pihaknya sangat mendukung atas p
rogram eksekutif.Namun, dukungan tersebut tidak hanya dari wakil rakyat tersebut, melainkan semua pihak.
Dia mengatakan lagi, visi Pemerintah untuk menjadikan Kota Banda Aceh menjadi bandar wisata Islami, haruslah memberikan dukungan bersama.karena, konsepsi dasar program itu hendaknya mampu diimplemetasikan dalam prilaku.
"Visi ini seyogyanya tercermin pula pada semua lini dan seluruh perangkat pelaksana pemerintahan, terimplementasi dalam setiap kegiatan disemua instasi, dinas maupun lembaga,"imbuh dia lagi.
Terkait peringatan HUT Kota Banda Aceh ke 805, kata Yudhi, hakekat dari setiap hari jadi itu adalah merupakan ulangkaji untuk dilakukan intropeksi diri terhadap yang telah dilakukan oleh Pemko tersebut, dalam perjalanan rentang
tahun sebelumnya.
"Tujuan dari ulangkaji dan intropeksidiri ini adalah untuk memperbaiki, membenahi, merekontruksi kembali, serta mencarikan solusi-solusi terbaik dalam menata masa depan yang lebih dan lebih gilang-gemilang,"papar Yudhi.
Berangkat dari konsep itu, sambung Ketua DPRK Yudhi, maka dalam rangka memperingati HUT Kota Banda Aceh ke 805 ditahun 2010 ini, hendaknya Pemko juga mampu mengulangkaji, evaluasi, dan intropeksidiri kembali tentang apasaja yang telah diperbuat, untuk kemajuan dan kemaslahatan rakyat.
"Sesuai dengan fungsi dan tanggungjawab kita dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.Intinya, apakah yang kita lakukan selama ini telah berpihak pada keadilan,"sambung Yudhi.
Ia mengajak, kepada semua pihak untuk terus meningkatkan pengabdian dan kepedulian terhadap masyarakat, seperti membina kerukunan dan saling mendukung antara eksekutif dengan legeslatif.
"Sehingga, setiap program yang dicanangkan akan terlaksana sebagaimana mestinya yang diharapkan.Dan, hilangkan rasa saling tidak percaya, curiga, antipati, dimana justeru hanya menimbulkan suasana menjadi keruh hingga berdampak bobroknya roda kepemerintahan,"tukas dia.Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Banda Aceh Drs Reza Fahlevi, mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan mempromosikan lokasi pariwisata keseluruh Indonesia dan Luar Negeri.
“Kami akan melakukan event seni budaya khas Aceh, dan pameran hasil kerajinan yang juga berpotensi lokasi pariwisata alam, olahraga di Banda Aceh,”ujarnya.
Dengan demikian, sambung Reza, upaya untuk mensukseskan Banda Aceh visit year 2011 akan dapat terwujud, sehingga peningkatan perekonomian masayarakat akan terlaksana de
ngan baik.
“Untuk itu pemerintah perlu dukungan dari masyarakat dan semua pihak agar program pemerintah kota Banda Aceh sukses sesuai harapan semua pihak,”tutur Reza.
Dengan kerja keras dan dukungan semua pihak, selama ini Pemko Banda Aceh mampu memperoleh berbagai penghargaan atas keberhasilan dalam menjalankan pemerintahan di tengah-tengah kesulitan yang dihadapinya, seperti pelopor Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu yang pertama di Aceh.
Bahkan, Pemerintah Pusat juga menganugerahi Adipura dan Kalpataru tahun 2009 sebagai Kota Bersih dan Sehat, Kategori Baik untuk Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat.Dibidang pengelolaan keuangan kita mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian atau WTP, dan yang terakhir kita mendapat Piala Citra Bhakti Abdi Negara sebagai penghargaan terhadap kualitas pelayanan publik di Kota Banda Aceh.
Penghargaan Citra Bhakti Abdi Negara (CBAN), diberikan kepada Pemkab/Pemko yang dinilai memiliki komitmen kuat dalam mengimplementasikan kebijakan pelayanan publik, penilaian tersebut dilakukan pada tahun 2009 lalu.
Penilaian terhadap pemerintah kabupaten/kota, juga tidak terlepas ditinjau dari peningkatan pelayanan publik, yang pada dasarnya merefleksikan apa yang menjadi arah kebijakan pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tidak hanya itu, Pemkab/Pemko harus mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.Karena itu, Banda Aceh mendapatkan penghargaan tersebut.
Pemerintah Kota Banda Aceh, sedang berusaha membangun dunia usaha agar bisa tumbuh dan mendapatkan pendapatan dengan baik, usaha yang halal, transparan, sesuai dengan aturan.
Jika ingin sejenak untuk mereview kembali sejarah Kota Banda Aceh, tentu dapat diungkapkan dari awal pendiriannya (establised), diproklamirkan pada hari Jum’at tanggal 1 Ramadhan 601 H atau 22 April 1205 M, oleh Sultan Alaiddin Johansyah di Istana kerajaan yang bernama Kandang Aceh Kampung Pande dan selanjutnya dipindahkan ke Kuta Dalam Darud dunia di seberang Krueng Aceh.
Sejarah mencatat bahwa sebagai Ibukota Negara Kerajaan Aceh Darussalam, Bandar Aceh Darussalam menjadi pusat perkembangan politik, ekonomi, pendidikan, agama dan sosial budaya baik di nusantara maupun manca negara.
Kemasyhuran Bandar Aceh Darussalam sejak Pemerintahan Johansyah, Ali Mughayatsyah, Iskandar Muda, dalam Pemerin
tahan Sri Ratu Safiatuddin adalah bukti-bukti sejarah yang telah terukir dengan tinta emas sejarah ibukota Serambi Mekkah ini.
Sebagai kota yang menjadi pusat pemerintahan, daerah ini kerab mengalami pasang surut.Pada akhir tahun 2004 terjadi musibah Gempa Bumi dan Gelombang Tsunami yang telah menghancurkan hampir sepertiga wilayah Kota Banda Aceh.
Pemerintah bersama warga dan partisipasi lembaga swadaya berhasil memulihkan kembali, bahkan secara fisik kondisinya jauh lebih baik dari sebelumnya.
(KI/AFRIZAL)